Perempuan dan Milenial Jadi Kelompok Mayoritas, Pengamat: Ini Tantangan Hadirkan Substansi Mereka di Politik Gagasan

Jakarta -- Pengamat Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini menyampaikan keterlibatan perempuan di Pilkada sangat besar dan bersifat loyal dalam acara PKS Muda Talk dengan tema "Milenial & Perempuan di Pilkada 2020 Bisa Berbuat Apa?", Senin (07/09/2020).

"Saya punya data Pilkada 2015 ternyata pemilih perempuan dari total 229 daerah sampel ini ada 47 juta sekian dan angka penggunaan hak pilihnya itu 52%. Kalau bicara soal partisipasi pemilih dari Pilkada ke Pemilu, kecenderungan perempuan itu lebih loyal untuk datang ke TPS untuk menggunakan hak pilih," tutur Titi.

Titi menambahkan dalam sejarah elektoral Indonesia jumlah perempuan di DPR RI saat Pemilu kemarin keterpilihannya hingga 20,8%.

"Jadi pertama kali dalam sejarah elektoral kita itu perempuan di atas 20%. Nah artinya daya tahan perempuan di politik itu cukup baik. Bahkan kalai bisa dibilang PKS ini salah satu yang tingkat keterpilihan perempuannya terdongkrak cukup tajam di Pemilu 2019," ucap perempuan yang juga merupakan pembina dari Perludem ini.

Selain perempuan, Titi mengatakan milenial juga memiliki kapasitas cukup besar di Indonesia dalam sisi jumlah. Sayangnya isu perempuan dan milenial belum dapat digarap dengan serius oleh para kandidat yang maju dalam kontestasi politik.

"Jadi selama ini baru sebatas simbolik, tetapi narasinya belum masuk. Ini tantangan besar kita. Bagaimana substansi dan narasi soal isu-isu perempuan dan anak milenial itu hadir dalam politik gagasan," pesan Titi.