Sumut Butuh Solusi Atasi Tantangan Swasembada Jagung

MEDAN (15/1) - Saat ini Sumatera Utara masih belum mampu mengatasi produksi jagung dalam pemenuhan kebutuhan industri dan masyarakat. Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi B DPRD Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dengan Dinas Peternakan di Gedung Dewan, Jalan Imam Bonjol Medan, Selasa (13/1).

Perwakilan PT Japfa mengeluhkan kekurangan pasokan jagung dalam pembuatan pakan ternak yang berdampak harus mengimpor dari luar negeri. Saat ini PT Japfa hanya mampu memenuhi kebutuhan jagung lokal sebesar 52,1 persen. Sisanya 47,9 persen harus mengimpor karena produk lokal yang tidak dapat terus menerus ada dan hanya dapat bertahan selama beberapa bulan saja, tidak sepanjang tahun.

“Faktor utama yang mempengaruhi produksi jagung lokal saat ini adalah musim dan lahan,” ungkap salah seorang perwakilan PT Japfa.

Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut, Ikrimah Hamidy mengatakan bahwa ada beberapa hal yang dapat dilakukan PT Japfa dan masyarakat Sumut saat ini. Ikrimah menyarankan penanaman jagung di rumah kaca dengan mengatur kondisi musim serta melakukan tumpang sari tanaman di perkebunan yang ada di Sumut. Untuk itu, Komisi B DPRD Sumut siap menjembatani antara pihak perkebunan swasta maupun negeri dengan dinas terkait dalam memproduksi jagung, terutama melalui sistem tumpang sari.

“Kami di Komisi B DPRD Sumut siap membantu dinas terkait dalam menghubungkan komunikasi dengan perkebunan swasta maupun negeri di Sumut. Kita berharap dapat memanfaatkan lahan tumpang sari dengan maksimal. Untuk itu, harus ada swasembada Jagung di Sumut tahun 2015 ini,” ujar Ikrimah yang juga anggota Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Dalam RDP tersebut persoalan kondisi hewan ternak yang ada di Sumut juga dibicarakan. Perwakilan dari Dinas Peternakan Sumut mengungkapkan bahwa pihaknya lebih menekankan pada peningkatan konsumsi hewan pangan, seperti sapi dan unggas, untuk mencapai swasembada pangan daging.

“Dinas Peternakan Sumut telah memprioritaskan pengembangan Sapi Mongolia di daerah Serdang Bedagai, sedangkan untuk unggas sudah menjadi industri di masyarakat dan peran pemerintah sebagai pengawas dalam pengelolaannya,” jelas wakil dari Dinas Peternakan Sumut.

Sumber: Fraksi PKS DPRD Sumatera Utara