Pengantar Redaksi: Wajah Rahmatan Lil 'Alamin

Apakah PKS memiliki wajah baru? Perubahan sikap? Beberapa pertanyaan yang kerap mampir. Seiring brand baru dalam bentuk lambang, mars dan hymne baru.

Kita bisa membacanya dengan lebih jernih usai perhelatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS yang usai setelah 18 hari dihelat. Rakernas adalah interpretasi teknis akan sikap dan hasil Munas tahun ini.

Sejatinya perubahan yang hadir adalah perubahan atas respons zaman. Sementara ruh yang jadi perjuangan partai tetap sama. Diksi yang tepat mungkin perubahan sekaligus peneguhan.

PKS, siapapun yang menggunakan atribut itu, dari Presiden hingga anggota biasa di tingkat ranting adalah wujud nyata dari wajah Islam rahmatan lil'alamin. Ruh dasar Islam memang rahmatan lil'alamin. Ia adalah kasih sayang kepada seluruh alam. Seluruhnya. Termasuk bagi mereka yang berbeda keyakinan. Bahkan rahmat untuk hewan dan tumbuhan.

Peneguhan ini menjadi ruh PKS. Jalan hidupnya adalah rahmat, pandangan hidupnya adalah Islam washatiyah. Moderat dan pertengahan. Sebuah konsep yang mulai kembali diteguhkan oleh ulama-ulama Tanah Air. PKS sebagai bagian dari perjuangan umat, hadir dengan wajah yang sama: wahsatiyah.

Wajah Rahmatan Lil'alamin PKS menjadi landasan dalam berbagai sikap kebangsaan. Termasuk peneguhan sikap sebagai oposisi. Bagaimana caranya meneguhkan sikap oposisi dengan kaidah rahmatan lil a'alamin? Mudah saja. Sampaikan kebenaran, dengan cara yang paling baik.

Prinsip yang dikembangkan kritis konstruktif. Bukan asal beda. Tetapi sajikan dengan data dan analisa, bonus tawaran solusi. Perjuangan untuk menjadi saluran suara mereka yang tersumbat.

Wajah wahasthiyah PKS juga hadir dalam penerapan Pancasila, UUD NRI 1945 dengan mengawal fitrah demokrasi. PKS ingin transisi kepemimpinan nasional dan berbagai proses legislasi yang lahir selalu merujuk pada Pancasila dan UUD NRI 1945.

PKS mewajibkan diri menjadi yang terdepan sebagai penjaga Pancasila dan UU NRI 1945 agar ia tidak melenceng demi hasrat melanggengkan kekuasaan.

Pemimpin yang dingin dilahirkan PKS adalah mereka yang dibekali dengan etik kepemimpinan. PKS siap bekerjasama dengan lembaga strategis negara seperti Lemhanas guna melahirkan pemimpin PKS yang berjiwa negarawan.

Siapa saja bisa jadi pemimpin di PKS. Siapa saja. Tak peduli suku, agama, profesi tua maupun muda. Perubahan dan peneguhan PKS menjadian PKS terbuka bagi siapa saja. Sejak dulu sebenarnya. Hanya kini kami mengajak secara terbuka dan setulus hati, mari bergabung dan bekerjasama sebab cita-cita dan tujuan kita sama sebagai bangsa: Mewujudkan cita-cita nasional sebagaimana Preambule UUD 1945.