Panwas Diminta Lebih Tegas Tangani Pelanggaran Pilkada

SEMARANG (01/12) – Jelang pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan digelar Rabu (9/12/2015) mendatang, suasana politik di 19 daerah di Jawa Tengah kian memanas. Aksi politik uang (money politics) dengan berbagai model, teror melalui SMS (Short Messaging System) dan selebaran kampanye hitam (black campaign) semakin marak terjadi.

Sebagai contoh, ada kasus politik uang pemberiaan hadiah berupa paket sembako, mie instan, sangat massif di Kabupaten Wonogiri, Sragen, Wonosobo, dan  Pemalang. Selain itu juga ada teror berupa pemecahan kaca mobil dan via SMS berupa ancaman di Kota Surakarta, serta janji paket sembako dan pemberian uang yang juga marak terjadi. 

Menanggapi kondisi ini, Ketua Bidang Perencanaan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng, Hadi Santoso meminta aparat dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) bertindak tegas terhadap situasi politik dan pelanggaran yang terjadi.

“Jika hal ini terus dibiarkan, bisa terjadi konflik horizontal dan memicu keresahan warga. Saat ini kami melihat kesannya Panwaslu melakukan pembiaran. Misalnya, di Kabupaten Wonogiri puluhan kendaraan atas nama sebuah yayasan membagikan ratusan ribu paket sembako berupa telur, jahe instan, susu, dan kecap,” jelas Hadi di Semarang, Jateng, Selasa (1/12/2015).

Menurut Hadi, Panwas jangan hanya mengacu pada nilai normatif aturan, namun fakta lapangan harus dilihat, agar suasana kondusif tetap terjaga.

“Semua pihak hendaknya juga bisa menahan diri. Jika tidak ada hubungan dengan pilkada, jangan melakukan kegiatan yang memicu interpretasi dan konflik horizontal. Apapun lembaganya, mari tahan diri. Aparat juga harus lebih tegas terhadap berbagai kasus ini,” ungkap politisi asal Giriwoyo, Kabupaten Wonogiri itu.

Terpisah, Anggota Komisi A DPRD Jateng, Amir Darmanto menyatakan bahwa kunci dari pelanggaran Pilkada adalah pada ketegasan para penyelenggara Pemilunya. Jika ini dilakukan, kata Amir, maka pelanggaran Pilkada bisa diminimalisasi dan dihilangkan.

“Fokusnya penyelenggara harus tegas. Jangan ada pembiaran, seperti di Sragen dan Semarang misalnya. Ada selebaran yang mendiskreditkan calon, bukti sudah jelas, namun hanya dilakukan pendekatan administrasi. Ini kan kurang pas. Pada intinya, jangan dibiarkan,” katanya.

Menurut Amir, pada masa terakhir jelang pencoblosan 9 Desember 2015, diharapkan semua komponen, khususnya tim sukses paslon, pengawas pemilukada, Komisi Pemilihan Umum (KPU), serta aparat kepolisian, untuk menjunjung tinggi sportivitas.

“Jangan menggunakan segala cara yang hanya mencederai demokratisasi yang berakibat suasana tidak kondusif di lapangan, tentunya merugikan masyarakat kecil, saat ini kinerja pengawas diuji karena tidak netralnya panwas dan lainnya akan berujung pada konflik vertikal di masyarakat atau antar pendukung paslon,” tandas wakil rakyat asal Kabupaten Demak ini.

Sebagai informasi, Anggota Polsek Eromoko, Wonogiri berhasil mengamankan tiga unit mobil bermuatan ribuan paket STMJ berlogo ‘Salam Dua Jari Jaga Tradisi Wonogiri’, Jumat (27/11), di wilayah Kecamatan Eromoko, Wonogiri. Ketiga mobil tersebut ditangkap di Dusun Dampit Desa Sumberharjo Kecamatan Eromoko. 

Sementara, di Solo, dari kubu paslon nomor urut 1, Anung Indro Susanto-M, Fajri (Afi), teror dialami konsultan tim, Diki Candra. Dimana kaca mobil Nissan Grand Livina miliknya dilempar paving block oleh orang tidak dikenal, Minggu (29/11) malam, sekitar pukul 20.45 WIB.

Meski tak melihat saat pelaku melempari mobilnya, dari pengakuan juru parkir diketahui jika pelaku pelemparan dua orang mengendarai sepeda motor jenis bebek. Keduanya memakai helm sehingga wajahnya tidak terlihat.

Bentuk teror juga menerpa kubu tim pemenangan paslon nomor urut 2, FX Hadi Rudyatmo-Achmad Purnomo. Hanya saja, teror melalui pesan singkat tersebut dilayangkan kepada Ustadzah Pipik Dian Irawati sebelum mengisi pengajian akbar dan doa bersama untuk Rudy-Purnomo di Graha Wisata Niaga, Senin pagi (30/11).

Keterangan Foto: Penemuan barang bukti money politics di Wonogiri.

Sumber: Humas PKS Jawa Tengah