Orang Sibuk Pun Bisa Menghafal Al-Quran
TANGERANG SELATAN (22/6) - Ternyata menghafal Al-Quran itu bukan monopoli orang-orang tertentu, persepsi yang mengatakan bahwa menghafal Al-Quran itu harus belajar di pesantren dulu tidak sepenuhnya benar, karena latar belakang umum dan dari berbagai profesi tidak menghalangi seorang muslim untuk menghafal Al-Quran.
Hal itu terungkap saat bedah buku “Agar Sehafal Al-Fatihah” karya Arham Yasin yang diselenggarakan oleh Bidang Kaderisasi (BK) Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Serpong Utara di Masjid Baitul Hanif, Pakujaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan, Ahad (21/6).
Arham Yasin, penulis dan narasumber bedah buku ini menyatakan, buku trik dan tips jitu menghafal Al-Quran sekuat hafalan Al-Quran merupakan pengalaman pribadinya, maka yang dipaparkan berdasarkan fakta dan realistis. Bukan konsep ideal namun susah direalisasikan.
“Saya tidak memaparkan konsep ideal tapi sulit dipahami, namun berusaha memberikan pencerahan bahwa menghafal Al-Quran itu mudah bagi siapapun, dan bukan monopoli siapapun, baik yang mau menghafal secara keseluruhan maupun sebagian,” kata Al-Hafidz yang bersanad ke-33 sampai ke Rasulullah SAW ini.
Arham Yasin mengatakan kemudahan menghafal Al-Quran bukan melalui kiat-kiat menghafal, tapi manual. Kita ingin menghafal Al-Quran, tapi kita tidak melakukan apapun, misalnya apakah kita bisa menghafal Al-Quran tanpa muroja’ah (setoran hafalan)? Tentu ini sebuah pola ikhtiar yang harus terus diupayakan.
“Kesuksesan menghafal Al-Quran bukan semata-mata faktor teknis. Faktanya tidak demikian, karena ada faktor non teknis juga menentukan kemudahan seseorang untuk menghafal Al-Quran,” ujar pria yang pernah mengikuti Sertifikasi Guru Tahfidh Quran oleh Badan Tahfidh Al-Quran Internasional dengan predikat peserta terbaik ini.
Faktor pertama non teknis tersebut yaitu keikhlasan, Arham Yasin menjelaskan, orang yang belajar menghafal Al-Quran tanpa niat ikhlas maka akan berhenti di tengah jalan. Karena keikhlasan akan memunculkan semangat dan ketahanan seorang muslim dalam menjalankan setiap perintah Allah dengan maksimal.
“Keikhlasan dalam menghafal Al-Quran akan sangat kuat jika didasari dengan pemahaman yang kuat tentang keutamaan menghafal Al-Quran. Dengan pemahaman tersebut kita memiliki rasa harap yang besar atas kemuliaan tersebut di sisi Allah SWT, serta bersemangat untuk mengejarnya,” paparnya.
Faktor kedua yaitu mujahadah (bersungguh-sungguh), Arham Yasin mengungkapkan, mujahadah semata-mata untuk memantaskan diri di hadapan Allah SWT, agar kita diberi kemudahan dalam menghafal. Jika kita serius dan bersungguh-sungguh maka Allah akan memudahkannya, seperti janji Allah SWT dalam Surat Al – Ankabut ayat 69.
Selanjutnya Orang Sibuk Pun Bisa Menghafal Al-Quran (2-Habis)