Lima Visi Kepemimpinan

Presiden PKS Ahmad Syaikhu memberikan Pidato Politik dalam puncak Rakernas PKS 2021 di Jakarta, Kamis (18/3) (Donny/PKSFoto)
Presiden PKS Ahmad Syaikhu memberikan Pidato Politik dalam puncak Rakernas PKS 2021 di Jakarta, Kamis (18/3) (Donny/PKSFoto)

Oleh H. Ahmad Syaikhu

(Presiden Partai Keadilan Sejahtera)

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua.

ALHAMDULILLAH ROBBIL ALAMIN. WASHSHOLATU WASSALAMU ALA ASYROFIL ANBIYAI WALMURSALIN. SAYYIDINA MUHAMMADIN WA ALA ALIHI WA SHOHBIHI AJMAIN. AMMA BADU.

 Yang sama-sama kita hormati dan muliakan,

  • Ketua Majelis Syuro, Habib Dr Salim Segaf Aljufri,
  • Wakil Ketua Majelis Syuro,

Dr. Hidayat Nurwahid,

Dr. Mohamad Sohibul Iman,

Dr. Ahmad Heryawan,

Kang Suharna Surapranata, MT,

  • Sekretaris Majelis Syuro, Ir. Untung Wahono, M. Si,
  • Ketua Dewan Syariah Pusat, KH. Dr Surahman Hidayat, MA, beserta sekretaris dan para ketua komisi, serta jajaran
  • Ketua Majelis Pertimbangan Pusat, DR. Suswono, beserta sekretaris dan para ketua komisi, serta jajaran
  • Sekjen PKS, Habib Aboe Bakar Alhabsyi
  • Bendahara Umum, H. Mahfudz Abdurrahman
  • Seluruh Ketua Bidang/Badan DPP, Kesetjenan, dan Tim Kantor Staf Presiden PKS
  • Para Ketua DPW seluruh Indonesia yang hadir langsung
  • Para jajaran DPTW dan DPTD seluruh Indonesia
  • Pimpinan dan pengurus PKS di DPW, DPD, DPC, dan DPRa seluruh Indonesia, serta PIP dari berbagai negara
  • Pimpinan dan Anggota Fraksi PKS MPR dan DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota
  • Para Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah PKS
  • Kader PKS di seluruh Indonesia
  • Insan media yang berbahagia
  • Hadirin, saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air

Izinkan saya menyapa satu persatu dari setiap BPW, pengurus dan kader PKS seluruh Indonesia secara virtual. 

  • BPW Indonesia Timur (Intim)
  • BPW Sumatera Bagian Utara (Sumbagut)
  • BPW Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel)
  • BPW Sulawesi
  • BPW Kalimantan
  • BPW SANTRI (Bali, Nusa Tenggara, Nusa Tenggara Timur)
  • BPW Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta (Jatijaya)
  • BPW Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat (Banjabar)

Terima kasih atas semangat dan antusias saudara semua dalam mengikuti Penutupan Rakernas hari ini. Kehadiran saudara semua sangat berarti sebagai bukti, bahwa kita akan terus bersama-sama berjuang bersama PKS untuk melayani dan membela rakyat.

Puji syukur kepada Allah SWT, atas karunia-Nya, kita semua diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS tahun 2021. Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia Rakernas yang diarahkan langsung oleh Sekjen kita, Habib Aboe Bakar Alhabsyi yang telah menyiapkan siang dan malam persiapan rangkaian Rakernas ini dari 1-18 Maret 2021. Ini adalah rangkaian Rakernas yang cukup panjang. Semoga kesungguhan dan kerja keras kita dalam mematangkan program kerja ini akan mendatangkan keberkahan dan kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air,

Akhir 2019 Kota Wuhan Cina terserang wabah covid-19. Tidak lama kemudian covid-19 menjadi pandemi global menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan sangat cepat. Kini, kasus covid-19 di dunia telah mencapai lebih dari 120 juta kasus dan korban meninggal lebih dari 2,6 juta jiwa.

Pada Maret 2020, di Indonesia hanya ditemukan 2 kasus positif, kini telah mencapai lebih dari 1.4 juta kasus dengan korban meninggal lebih dari 38 ribu jiwa. Indonesia termasuk negara yang memiliki kasus dan korban meninggal tertinggi di Asia. 

Dampak pandemi tidak hanya menelan korban jiwa tetapi juga pada himpitan ekonomi; Banyak perusahaan melakukan PHK, bahkan sebagian harus gulung tikar, UMKM pun semakin terpuruk, sebagian masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-harinya, tak sanggup membayar cicilan rumah dan biaya pendidikan anak-anaknya.

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air,

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2020 menunjukkan jumlah pengangguran mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang, sehingga angkatan kerja di Indonesia yang menganggur bertambah menjadi 9,77 juta orang. Sementara jumlah penduduk miskin pada September 2020 tercatat sebesar 27,55 juta orang, terjadi peningkatan 1,13 juta orang sejak Maret 2020.

Dunia saat ini dalam proses transisi besar. Setiap negara sedang menentukan nasib dan takdirnya masing-masing. Krisis menampilkan dua wajah sekaligus. Wajah pertama adalah ancaman. Dan wajah kedua adalah peluang. Semua itu tergantung kepada cara pandang sebuah bangsa dalam menghadapi krisis. Sebagai bangsa yang percaya kepada Tuhan yang Maha Esa, kita dituntun oleh Allah SWT bahwa bersama kesulitan, ada kemudahan. INNA MA’AL USRI YUSRO.

Tentu saja mengubah krisis menjadi sebuah peluang bukan hanya dengan berpangku tangan tetapi harus berjuang, mulai dari diri kita masing-masing. “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Arra’du: 11). Saatnya PKS berjuang bersama-sama masyarakat, semakin kokoh melayani dan membela negeri. Allahu akbar!

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Sejarah mengajarkan kepada kita bahwa bangsa yang berhasil melalui krisis dan bangkit menjadi bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki visi kepemimpinan nasional yang kokoh.

Kita sangat bersyukur, para pendiri Bangsa Indonesia telah meletakkan visi kepemimpinan nasional dalam  Pancasila. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa. Kita harus menjadikan visi kepemimpinan nasional sebagai moral compass dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang melilit bangsa.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Izinkan saya mengulas satu per satu visi kepemimpinan nasional yang telah diwariskan oleh para pendiri bangsa ini.

PERTAMA, VISI KETUHANAN. Bangsa Indonesia terlahir sebagai bangsa yang religius, yakni bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, bangsa yang senantiasa menempatkan agama dalam tempat yang mulia. Indonesia bukan negara sekuler, bukan pula negara komunis yang mengabaikan peran agama dalam membangun bangsa dan negara.

Jika ada kebijakan yang berusaha memarginalkan atau bahkan menghilangkan peran agama dalam proses pembangunan di negeri ini, maka itu adalah tindakan yang mengkhianati VISI KETUHANAN. Oleh karena itu, jika benar peta jalan pendidikan nasional tidak memasukan peran agama dalam visi pendidikan nasional maka kebijakan tersebut harus dikoreksi karena tidak sesuai dengan visi Ketuhanan.

VISI KETUHANAN adalah bukti nyata bahwa kepemimpinan bangsa harus dimulai dengan semangat menghormati dan memuliakan ajaran dan nilai-nilai agama. Ir. Soekarno, Dr. Hatta, M. Natsir, Haji Agus Salim, Panglima Besar Jenderal Sudirman, KH. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Mr. Maramis dan para pendiri bangsa lainnya menyadari bahwa amanah kepemimpinan tidak hanya bersifat duniawi tetapi juga ukhrowi. Kepemimpinan tidak hanya membangun kemajuan fisik berdimensi material tetapi juga membangun jiwa berdimensi transendental.  Hal itu tercermin dari lagu kebangsaan “Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya untuk Indonesia Raya!”

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

KEDUA, VISI KEMANUSIAAN. Tanggungjawab negara adalah memanusiakan manusia, menjaga harga diri dan martabat manusia, melindungi hak-hak asasi manusia dan memajukan kualitas Sumber Daya Manusia. Indonesia bukan negara kapitalis-liberal yang meletakkan kepentingan pembangunan ekonomi di atas nilai-nilai kemanusiaan.

Pemimpin yang memiliki VISI KEMANUSIAAN akan meyakini bahwa dalam mengendalikan pandemi, negara harus lebih mengutamakan keselamatan jiwa warganya dibandingkan memacu pertumbuhan ekonomi.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Ketiga, VISI KEBANGSAAN. Kepemimpinan nasional harus berakar kepada VISI KEBANGSAAN yang sama: satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa yaitu Indonesia. Visi kepemimpinan harus mempersatukan dan mempersaudarakan, bukan memecah belah apalagi mengadu domba.

Di tangan pemimpin yang memiliki VISI KEBANGSAAN, Pancasila akan menjadi energi besar yang menyatukan seluruh komponen bangsa. Sebaliknya, di tangan pemimpin yang buta VISI KEBANGSAAN, maka Pancasila akan dijadikan alat kekuasaan untuk memberangus kelompok-kelompok yang dianggap mengancam kekuasaan. 

Bangsa ini membutuhkan kepemimpinan yang bisa membawa perasaaan yang sama: satu rasa, satu nasib dan satu penanggungan.  Pemimpin yang ketika berbicara, rakyat bisa memegang teguh kata-katanya. Pemimpin yang ketika bekerja, rakyat bisa menikmati hasil karyanya. Pemimpin yang ketika berbuat salah, berlapang dada menerima nasehat dari rakyat yang dipimpinnya.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

KEEMPAT, VISI KERAKYATAN. Indonesia dibangun dengan semangat gotong royong oleh para Pendiri Bangsa. Mereka mewariskan apa yang kita kenal dengan konsep demokrasi permusyawaratan dan perwakilan. Itulah VISI KERAKYATAN.

Hari-hari ini kita menyaksikan bahwa demokrasi kita mengalami kemunduran dan keluar dari fitrahnya. Setelah lebih dari dua dekade pasca reformasi, Indonesia gagal melakukan konsolidasi demokrasi. Hingga hari ini, kita menyaksikan demokrasi di Indonesia perlahan-lahan menuju jurang kehancuran. Kebebasan sipil semakin menurun, indeks demokrasi terus merosot dan penyalahgunaan kekuasaan serta praktik korupsi semakin menjadi-jadi. 

Adanya wacana penambahan masa jabatan Presiden menjadi 3 periode membuat demokrasi kita semakin mundur ke belakang. UUD NRI 1945 pasal 7 telah tegas mengatur jabatan Presiden hanya dua periode. Pentingnya pembatasan jabatan Presiden adalah untuk menghindari adanya penyelewengan kekuasaan, korupsi, kolusi, dan nepotisme. Selain itu, pembatasan 2 periode untuk memastikan bahwa kaderisasi kepemimpinan nasional berjalan dengan baik. Rakyat harus diberikan pilihan calon-calon presiden baru yang akan memimpin Indonesia ke depan. PKS meyakini bahwa negeri ini memiliki banyak stok pemimpin dan tokoh yang memiliki kredibilitas, kapasitas, dan akseptabilitas untuk memimpin Indonesia ke depan.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

KELIMA, VISI KEADILAN. Indonesia adalah negara hukum bukan negara kekuasaan. Kekuasaan tidak boleh melumpuhkan sendi-sendi dan pilar-pilar negara hukum. Hukum harus berpihak kepada kebenaran dan keadilan bukan kepada kekuasaan dan pendukung kekuasaan.   

VISI KEADILAN harus termanifestasi di berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam bidang ekonomi, negara harus mewujudkan ekonomi yang membawa rasa keadilan dalam penguasaan aset dan distribusi pendapatan ekonomi nasional. Dalam bidang politik, negara harus memperkuat agenda demokrasi substansial. Dalam bidang hukum, negara harus konsisten mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta berpegang teguh dalam menegakkan supremasi hukum di atas kepentingan politik maupun ekonomi.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air,

Bagi PKS, Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika adalah konsensus yang tidak perlu diperdebatkan lagi. Tugas kita saat ini adalah merealisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Lima visi kepemimpinan yang bersumber dari Pancasila merupakan panduan bagi kita semua.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan atas program-program kerja yang sudah kita susun. Selamat bekerja, jangan pernah menyerah, tetap lakukan yang terbaik untuk terus melayani dan membela rakyat Indonesia!

Seperti lagu D’MASIV

Syukuri apa yang ada

Hidup adalah anugrah

Tetap jalani hidup ini

Melakukan yang terbaik

Tuhan pasti kan menunjukkan

Kebesaran dan kuasa-Nya

Bagi hamba-Nya yang sabar

Dan tak kenal putus asa

Apakah siap bekerja?

Apakah siap berjuang?

Apakah siap bersabar?

Apakah siap tidak putus asa?

Mari kita nyanyikan bersama dengan penuh semangat reff-nya :

Jangan menyerah (3x)

Jangan menyerah (3x) o... o... o.

Terima kasih....

Kami mengajak Bapak/Ibu/Saudara, apapun suku, agama, profesi, tua maupun muda, di seluruh tanah air, mari bergabung dan bekerjasama dalam pelayanan, pemberdayaan, dan pembelaan bersama Partai Keadilan Sejahtera.

Karena berharap sesuap nasi

Petani tetap menanam padi

Atasi masalah cari solusi

Bersama PKS terus mengabdi

Fasiiruu bi barokatillah fainnakum faizun. Berjalanlah dalam keberkahan Allah, sesungguhnya kalian adalah para pemenang

BILLAHI TAUFIQ WAL HIDAYAH.

WALLAHUL MUWAFIQ ILA AQWAMITH THORIIQ

NASRUM MINALLAHI WA FATHUN QARIB.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!