Lewat APMI, PKS Dorong Penguatan Keluarga Pekerja Migran

Jakarta -- Sekretaris Bidang Ketenagakerjaan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Nurul Amalia menyampaikan unsur keluarga sangat substansial bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI).

"Menurut data, dari 9 juta Pekerja Migran Indonesia 70 persennya adalah perempuan dan mayoritas mereka adalah seorang Ibu. Akibatnya tisak kurang ada 11 juta anak-anak Indonesia yang ditinggal bekerja ke luar negeri. Tema terkait keluarga ini sangat subtansial bagi kita semua," ucap Nurul dalam kuliah daring ketiga Akademi Pekerja Migran Indonesia (APMI) dengan tema "Mengokohkan Keluarga Migran", Ahad (05/12/2021).

Menurut Nurul dalam masalah keluarga yang dialami PMI ini biasanya proporsi terbesar yang dibahas lebih banyak dari aspek ekonominya saja.

"Belum banyak orang yang berpikir dampak sosial PMI terkait dengan keluarga dan anak-anak yang ditinggalkan. Apakah keluarga migran tersebut sudah kokoh pondasi atau landasan keluarganya?" tanya Nurul.

Oleh karena itu, sambung Nurul, keluarga menjadi krusial untuk dibahas.

"Bagaimana refleksi peran Ayah dan Ibu yang jauh dari keluarga agar kaish sayang tetap tercurahkan sepenuhnya dengan baik, serta bagaimana para pekerja migran mengatasi kerinduannya kepada keluarga. Ini adalah hal yang penting untuk dibahas dalam kuliah online APMI," tutup Nurul dalam sambutannya.

Hadir sebagai pemateri Kisma Fawzea yang merupakan Co-Founder Rumah Koselin dan Konsultan Rumah Keluarga Indonesia.

Zeeze, sapaan akrabnya, menegaskan pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan anggota keluarga, baik anak, suami, maupun istri.

"Misalnya saat berkomunikasi dengan menggunakan cerita, bukan komunikasi yang bersifat interogattif, sehingga anak maupun pasangan tidak merasa seperti diinterogasi. Selain itu, lingkungan pergaulan yang baik saat tinggal di luar negeri juga sangat penting, karena hal itu akan bisa memberikan pengaruh bagi diri kita," jelas Zeeze.