Harga Daging Melonjak, Oknum Feedloter Diduga Lakukan Kartel

Kurban sapi tahun lalu oleh PKS Lampung (ilustrasi)
Kurban sapi tahun lalu oleh PKS Lampung (ilustrasi)

Jakarta (22/7) - Ketua Departemen Ketahanan Pangan Lingkungan Hidup DPP PKS Achyar Eldine berasumsi bahwa melonjaknya harga daging sapi disebabkan karena feedloter (badan upaya penggemuk sapi) yang bermain kartel. Sehingga, Menteri Pertanian mau tidak mau harus melakukan impor agar menjaga harga daging sapi tidak naik melebihi 100 ribu rupiah/kilogram.

"Karenanya setelah lebaran 2015 Mentan lakukan SIDAK ke berbagai feedloter di Jabodetabek dan Jawa Barat. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir semua feedloter memiliki stok yang hampir full capacity. Disimpulkan bahwa feedloter bermain kartel untuk harga daging sapi. Mentan minta Bareskrim dan KPPU utk mengusut tuntas para pelaku kartel," ujarnya saat dihubungi, Jumat (22/7/2016).

Selain itu, adanya permainan kartel daging sapi oleh oknum ini juga terus menyebabkan berbagai upaya yang tidak mengenakkan untuk Pemerintah.

"Menghadapi upaya kartel ini situasinya cukup berat. Mental Mendag saat ini yang tidak sejalan dengan Mentan untuk mengendalikan impor. Sumber sapi yang ada di feedloter yang saat ini sedang "dihukum" oleh KPPU dengan ada yang di vonis denda 100 M," ujarnya.

Achyar juga menjelaskan bahwa Bulog dan BUMN terkait masih belum cukup berpengalaman melakukan importasi dagin.

"Bulog dan BUMN lain sebagai partner Mentan belum pengalaman dalam lakukan importasi dan distribusi daging. Terlebih peternak umumnya kecil-kecil tidak punya akses dan penguasaan pasar," terangnya.

Dirinya juga menegaskan oknum feedloter ini membuat kondisi harga daging semakin memburuk dengan dikuasainya peternak lokal.

"Namun kondisi peternakan kita dikuasai sepenuhnya feedloter dan pedagang dimana feedloter sendiri sejatinya juga importir karena sapi yang digemukan adalah sapi impor. Peternak kita kecil-kecil ada di daerah-daerah marjinal dan remote meskipun jumlahnya sangat besar, tidak ada yang menggerakan untuk kejayaan dan kedaulatan pangan kita," pungkasnya. (dave)