Fathul Bari: Regenerasi Politik Butuh Langkah Serius, PKS Hadirkan Program “Jalan Muda Parlemen”
Jakarta, 20 Mei 2025 — Dalam menghadapi tantangan regenerasi politik di tengah meningkatnya minat anak muda terhadap isu-isu kebangsaan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengambil langkah strategis melalui Program Manajemen Talenta.
Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, PKS menyelenggarakan acara Studium Generale bertajuk “Jalan Muda Parlemen” pada Selasa (20/5/2025), dengan menghadirkan tokoh-tokoh nasional seperti Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, Peneliti Perludem Titi Anggraini, serta Anggota DPR RI Fraksi PKS Muhammad Kholid.
Ketua Program Manajemen Talenta PKS, Ahmad Fathul Bari, menjelaskan bahwa program tersebut dirancang sebagai jawaban atas kebutuhan akan regenerasi yang terstruktur, terukur, dan berbasis nilai perjuangan.
Ia menyebut bahwa keberadaan program ini bukan semata untuk memenuhi kuota usia muda, tetapi untuk membangun generasi kader yang siap memikul tanggung jawab sebagai pemimpin bangsa di masa depan.
“Program Manajemen Talenta adalah bentuk kesadaran kolektif partai terhadap pentingnya regenerasi. Ini bukan program euforia, tapi keputusan kepemimpinan yang strategis, untuk menjawab tantangan zaman dan membina anak muda agar siap tampil dalam ruang-ruang publik, termasuk parlemen,” tegas Fathul Bari.
Menurutnya, keberadaan anak muda dalam politik harus dipersiapkan secara serius. Sebab, politik bukan sekadar popularitas, tetapi ruang perjuangan yang menuntut kesiapan ideologis, kecakapan berpikir, dan kedewasaan bertindak. Oleh karena itu, PKS membangun jalur pembinaan ini sebagai ruang kaderisasi jangka panjang.
Program ini menyasar pemuda berusia 19 hingga 35 tahun, yang sebagian besar aktif di dunia organisasi sejak di bangku sekolah maupun perguruan tinggi. Mulai dari aktiv OSIS, Rohis, hingga pengurus BEM. Mereka telah memiliki pengalaman aktivisme dan kesadaran sosial yang menjadi modal awal dalam dunia politik.
“Kita ingin anak-anak muda PKS punya akar perjuangan, bukan sekadar membawa nama besar orang tua atau sekadar menumpang di atas nama partai. Mereka harus memiliki semangat juang sendiri, karakter kuat, dan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai perjuangan,” ungkapnya.
Fathul Bari juga menekankan bahwa keterlibatan anak muda dalam PKS bukanlah hasil proses instan. Ia mencontohkan tokoh muda seperti Muhammad Kholid yang kini duduk di DPR RI, yang memulai perjuangannya dari bawah dan menunjukkan konsistensi dalam kerja-kerja kepartaian.
"Perjuangan di partai politik bukan perjuangan yang instan anak anak muda PKS yang saat ini di Parlemen sekarang seperi bang Kholid sudah lama berkiprah lama di partai," tutur Fathul Bari.
“Perjuangan politik itu maraton, bukan sprint. Anak-anak muda kita harus tumbuh dalam proses. Kita tidak ingin mereka hanya menjadi simbol pemuda di parlemen, tetapi benar-benar membawa gagasan dan integritas,” ujar alumni UI ini.
Dalam pelaksanaan tahap awal, tercatat sebanyak 275 kader muda PKS telah mendaftar dan siap menjalani proses seleksi Program Manajemen Talenta. Mereka berasal dari berbagai daerah dan latar belakang, namun memiliki satu kesamaan: semangat untuk berkontribusi bagi bangsa dan umat melalui jalur politik.
Fathul Bari berharap, melalui pembinaan yang terarah, para kader muda PKS kelak tidak hanya siap maju dalam kontestasi politik, tetapi juga menjadi pemimpin yang dipercaya masyarakat, karena telah dibekali dengan kesiapan ideologis, mentalitas pelayanan, serta komitmen terhadap nilai-nilai kebaikan.
“Program ini bukan untuk mencetak anggota DPR instan. Tapi kami ingin mencetak pemimpin yang siap ideologi, siap menang, dan siap amanah. Karena ketika mereka dipercaya oleh rakyat, mereka harus benar-benar membawa harapan, bukan kekecewaan,” pungkasnya.
Dengan gelaran Studium Generale “Jalan Muda Parlemen”, PKS menegaskan komitmennya untuk terus melahirkan pemimpin muda yang tangguh, berintegritas, dan mampu menjawab tantangan zaman dengan visi kebangsaan yang kuat dan akar perjuangan yang dalam.