Bina Marga Jateng Diminta Prioritaskan Perbaikan Selokan Jalan Provinsi

Semarang (1/3) – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) meminta Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Tengah untuk segera memprioritaskan perbaikan selokan di sepanjang jalan Provinsi.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso menyampaikan bahwa saat ini, aduan masyarakat terkait jalan berlubang bukan semakin kecil, namun semakin banyak dan merata. “Masalah pokoknya tingginya curah hujan, namun kalau air hujan segera bisa lari keselokan pasti masalahnya berkurang," katanya disela pelaksanaan reses DPRD Jateng, Selasa (1/3).

Hadi mencontohkan bahwa saat ini banyak ruas jalan yang berlubang akibat aliran air yang tidak pada tempatnya. Jalan tersebut diantaranya adalah ruas jalan sepanjang Gemolong-Kalijambe di Kabupaten Sragen, kemudian di Kebakramat Kabupaten Karanganyar, dan depan kompleks keramik di Klampok, jalan Banjarnegara-Purbalingga.

“Selain itu di kampung saya, adalah ruas Ngadirojo-Biting, Nngadirojo-Giriwoyo, Pracimantoro-wuryantoro Wonogiri, dan masih banyak lagi daerah yang mengeluh jalan berlubang yang mengakibatkan kecelakaan, untuk jangka pendek bisa dilakukan penambalan, segera, namun harus ada perbaikan selokan secara permanen,” kata legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng ini.

Menurut Hadi yang berasal dari daerah yang mewakili Wonogiri, Karanganyar, Sragen, terkait penambalan harusnya tidak ada kendala anggaran, karena tahun ini dialokasikan anggaran sebesar 355 milyar rupiah untuk menangani total jalan Provinsi sepanjang 2.032.633 kilometer. "Mungkin kendala SDM, namun prioritas yang berpotensi kecelakaan harus segera dilakukan," ujar Hadi.

Rencananya pada tahun ini ada anggaran sebesar 61,372 milyar rupiah untuk peningkatan sarana prasarana kebina-margaan yang didalamnya ada untuk selokan. "Harus ada kebijakan progresif karena baru sekitarnya 17 persen jalan propinsi yang ada salurannya," ucap Hadi.

Lebih lanjut, Hadi menekankan bahwa memang tidak semua jalan harus ada selokan, namun didaerah yang faktor air yang merusak konstruksi jalan tinggi wajib ada selokan. “Jangan seolah memang dibiarkan, kerusakan berulang dan di daerah yang sama, bahkan ada ruas yang akhir tahun dipelihara, awal tahun lubang lagi, ini namanya tidak serius,” pungkas Hadi.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, ada sepanjang 2.565.621 kilometer jalan di Provinsi Jateng. Dari total jalan tersebut, sejumlah ruas di Jawa Tengah mengalami kerusakan.