20 Tahun PKS, Transformasi dan Kolaborasi dalam Persepektif Bidang Pembinaan dan Pengembangan Desa

Oleh : Dr. H. Syahrul Aidi Maazat, Lc., M.A., Anggota DPR RI Fraksi PKS Dapil Riau II. Ketua DPP PKS Bidang Pembinaan & Pengembangan Desa.

PKS memasuki usia ke-20 tahun. Bagi manusia, usia ini adalah usia krusial dan penting menemukan arah hidup, pijakan yang tepat bagi seseorang untuk menentukan kesuksesannya ke depan. PKS yang dikenal asyik dengan circle-nya sendiri (eksklusifitas tinggi), membuat partai ini sulit bergaul dengan circle di luarnya. Kalaupun memaksakan diri, masih terasa canggung dan belum memberikan kenyamanan dalam bergaul di luar circle-nya. Oleh karena itu, usaha untuk membangun komunikasi yang lebih efektif dan memberikan kenyamanan dalam bergaul harus segera dilakukan. Hal inilah yang kami sebut sebagai transformasi dan kolaborasi.

Transformasi adalah sebuah perubahan terhadap suatu hal atau keadaan. Transformasi komunikasi adalah perubahan komunikasi Anggota PKS dalam berinterakasi di lingkungannya. Mulai dari lingkungan keluarga, rumah, tetangga, desa hingga ke ruang lingkup negara. Kurang tepat menggunakan hadits berikut ini dalam berinteraksi. "Sesungguhnya Islam muncul pertama kali dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing pula, maka beruntunglah orang-orang yang terasing." Abdullah berkata, "Dikatakan, "Siapakah orang-orang yang terasing itu?" beliau menjawab: "Orang-orang yang memisahkan diri dari kabilah-kabilah (yang sesat)." Kita tidak boleh senang dan nyaman dengan keterasingan. Sehingga penyemangat kita adalah seperti firman Allah dalam surat Al-Anbiya ayat 107, "Dan tidaklah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil a’lamin)”. Kita menjadi seorang dai yang mensyiarkan Islam tidak hanya dengan ceramah di mimbar, tetapi dalam semua aspek kehidupan, termasuk bergaul sesama teman, komunitas dan lainnya. Ayat ini mengisyaratkan bahwasannya kita harus masuk ke dalam setiap elemen masyarakat. Kata 'alamin adalah sekalian alam, artinya terhadap semua orang, suku, golongan, tingkatan dalam kehidupan manusia.

Sedangkan kolaborasi artinya adalah kesiapan mental kita dalam menerima kebenaran yang ada pada diri orang lain dengan tidak hanya melokalisir kebenaran itu dalam diri kita sendiri. Kolaborasi artinya menempatkan orang-orang yang menjadi tokoh di masyarakat pada tempatnya. Kolaborasi dalam persepektif desa artinya adalah siap untuk bergaul, berinteraksi dan berbicara menggunakan bahasa-bahasa yang ada di masyarakat. Kolaborasi artinya membangun kebersamaan dalam menentukan dan mencari titik temu antara PKS dan semua elemen masyarakat untuk membangun negeri ini.

Tidak diragukan lagi bahwa Anggota PKS memiliki pemahaman wawasan nasional dan internasional yang sangat baik. Namun demikian, hal yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah adanya kurangnya wawasan kedaerahan dan lingkungan strategis yang paling kecil yaitu desa. Oleh karena itu, kuncinya adalah bagaimana setiap Anggota PKS memotret lingkungannya masing-masing, yaitu desanya atau kelurahannya. Hal ini dilakukan untuk mengidentifikasi potensi desa dan tokoh-tokoh yang ada di desanya, sehingga dengan memahami potensi desa serta demografi masyarakatnya baik itu suku, jumlah penduduk, penataan wilayah dan jenis pekerjaan akan lebih mudah untuk mengimplementasikan dan mewujudkan apa yang menjadi tagline Rakernas PKS 2022, yaitu transformasi dan kolaborasi.

Barangkali ini adalah jawaban kenapa PKS yang banyak berbuat untuk negeri ini, yang tidak diragukan lagi kehadirannya di saat terjadi bencana, tetapi informasi terkait kerja-kerja PKS ini tidak pernah sampai kepada masyarakat pada level bawah. Barangkali salah satu penyebabnya adalah bahasa yang digunakan belum sama dengan bahasa yang digunakan oleh masyarakat dan Anggota-anggota PKS di level bawah kurang berinteraksi dengan masyarakat, sehingga dibutuhkan kolaborasi yang merupakan langkah lanjutan dari transformasi.

Langkah tersebut harus dimulai dari pemetaan daerah hingga ke unit terkecil seperti RT. Lalu mengidentifikasi ketua-ketua struktur masyarakat tersebut, menjalin komunikasi, menampung aspirasi, mencari solusi, melaksanakan program kesejahteraan masyarakat lingkungan daerahnya adalah sebuah budaya baru yang akan menjadi kebiasaan Anggota PKS pada usia yang menuju kematangan ini. Dengan hal tersebut, PKS menjadi sebuah partai yang besar di mana kedekatannya dengan masyarakat semakin erat. Keberadaan PKS nyata bagi mereka sehingga mereka benar-benar percaya PKS mampu memimpin Indonesia. Oleh karena itu, maka di sinilah urgensi program portofolio politik desa sebagai fondasi transformasi dan kolaborasi tersebut.