Junaidi Ajak Masyarakat Ciptakan Produk Desa Unggulan Berkualitas Ekspor

Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS Ahmad Junaidi Auly dalam agenda Sosialisasi Undang-Undang tentang Kepabeanan di Pekalongan, Lampung Timur, Sabtu (17/11) (dok Humas PKS)
Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS Ahmad Junaidi Auly dalam agenda Sosialisasi Undang-Undang tentang Kepabeanan di Pekalongan, Lampung Timur, Sabtu (17/11) (dok Humas PKS)

Lampung Timur (19/11) -- Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKS Ahmad Junaidi Auly mengajak masyarakat Lampung timur untuk menghasilkan produk unggulan karena berpotensi menggerakan ekonomi desa.

"Kita harus membangun gerakan Satu Desa Satu Produk Unngulan. Misal, di tiap rumah warga ditanam cabai Jawa atau alpukat kualitas super, karena permintaan produk tersebut cukup tinggi di pasar luar nergeri. Saya pun selalu siap untuk membantu dan berkolaborasi untuk mewujudkan itu," ungkap Junaidi dalam agenda Sosialisasi Undang-Undang tentang Kepabeanan di Pekalongan, Lampung Timur, Sabtu (17/11/2018) lalu.

Junaidi menjelaskan, produk unggulan desa berpotensi masuk dalam pasar ekspor karena tingginya permintaan di luar negeri.

Ia juga berpandangan, Indonesia perlu memiliki lebih banyak lagi pengusaha yang berorientasi ekspor barang jadi. Dengan begitu dapat membantu neraca perdagangan dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terus mengalami defisit sepanjang tahun ini.

Baru-baru ini, BPS merilis neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2018 mengalami defisit US$ 1,82 miliar atau setara Rp 27,3 triliun dengan kurs Rp 15.000/dolar Amerika Serikat (AS). Alhasil, neraca perdagangan nasional periode Januari-Oktober 2018 defisit US$ 5,51 miliar setara Rp 82,72 triliun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya surplus US$ 11,86 miliar.

Junaidi menegaskan, pemerintah harus lebih aktif mengedukasi masyarakat tentang UU Kepabeanan ini agar masyarakat memahami bahwa untuk kegiatan ekspor produk tidaklah sulit.

"Oleh karenanya, dalam sosialisasi tentang UU Kepabeanan ini saya mengajak teman-teman dari Bea Cukai Lampung untuk bisa sharing dan memberi pemahaman tentang ekspor-impor dan harus intens agar warga desa mengerti dan tertarik untuk membuat produk kualitas ekspor," tutup pria kandidat Doktor Ilmu Pemerintahan IPDN ini.