Sekjen PKS: Dunia Internasional Harus Desak Israel Bebaskan Aktivis Freedom Flotilla

Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid
Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid

Jakarta, 9 Juni 2025 — Sekretaris Jenderal DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Muhammad Kholid, menyampaikan kecaman keras atas penangkapan para aktivis kemanusiaan yang tergabung dalam Freedom Flotilla Coalition oleh militer Israel di perairan internasional pada Senin dini hari, 9 Juni 2025.

Kholid menyatakan tindakan Israel merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip kemanusiaan. Ia menyerukan agar dunia internasional tidak tinggal diam dan segera mengambil langkah tegas.

“Penangkapan terhadap aktivis Freedom Flotilla di perairan internasional oleh militer Israel adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan dari segi hukum maupun kemanusiaan. Dunia internasional harus bersatu mendesak Israel untuk segera membebaskan seluruh aktivis yang ditahan,” tegas Kholid.

Pria yang baru saja terpilih sebagai Sekjen PKS ini menilai bahwa tindakan Israel merupakan pelecehan terhadap solidaritas kemanusiaan global dan mencoreng martabat para pemimpin dunia.

“Ini bukan sekadar insiden biasa. Ini adalah tamparan keras bagi para pemimpin dunia, terutama dari negara-negara yang warganya turut ditahan. Jika dibiarkan, hal ini hanya akan memperkuat sikap sewenang-wenang Israel,” ujarnya.

Kholid menegaskan pentingnya respons diplomatik yang cepat dan kuat dari negara-negara asal para aktivis. Menurutnya, pembiaran atas tindakan semena-mena Israel hanya akan memperburuk krisis kemanusiaan yang tengah berlangsung di Gaza.

“Tidak ada pilihan lain selain langkah diplomatik maksimal. Indonesia dan komunitas internasional harus menunjukkan solidaritas dan keberpihakan kepada nilai-nilai kemanusiaan. Aktivis kemanusiaan bukan ancaman, mereka adalah suara nurani dunia," ujar Kholid.

PKS menegaskan dukungannya terhadap perjuangan kemanusiaan rakyat Palestina dan menyerukan solidaritas global untuk menghentikan penjajahan dan blokade terhadap Gaza.

“Kami mengajak masyarakat internasional, pemimpin dunia, organisasi kemanusiaan, dan masyarakat sipil untuk bersatu. Jangan biarkan suara kemanusiaan dibungkam oleh kebrutalan kekuasaan,” pungkas Kholid.

Sebagaimana diberitakan, kapal “Handala” yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition, sebuah koalisi internasional untuk kemerdekaan Palestina, dicegat secara paksa oleh militer Israel saat berada di perairan internasional dalam pelayaran menuju Gaza. Kapal ini membawa bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza, termasuk obat-obatan, susu formula bayi, tepung, alat medis, popok, kruk, serta perangkat prostetik untuk anak-anak.

Terdapat 12 aktivis dan seorang jurnalis di atas kapal tersebut, antara lain:

 • Greta Thunberg (aktivis iklim, Swedia)

 • Rima Hassan (anggota Parlemen Eropa, Prancis–Palestina)

 • Omar Faiad (jurnalis Al-Jazeera, Prancis)

 • Yasemin Acar (Jerman)

 • Baptiste Andre, Pascal Maurieras, Yanis Mhamdi, Reva Viard (Prancis)

 • Thiago Avila (Brasil)

 • Suayb Ordu (Turki)

 • Sergio Toribio (Spanyol)

 • Marco van Rennes (Belanda)

Israel menyatakan bahwa para aktivis akan dideportasi, dan bahwa bantuan kemanusiaan yang mereka bawa akan disalurkan melalui jalur resmi. Namun, organisasi penyelenggara menyebut tindakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hukum laut internasional dan prinsip-prinsip hak asasi manusia.