Imbas KLB Polio, Legislator PKS Minta Ajakan Imunisasi dengan Pendekatan Humanis

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Dr. Kurniasih Mufidayati
Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Dr. Kurniasih Mufidayati

Jakarta (07/12) — Indonesia menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Kabupaten Pidie, Aceh setelah ditemukan satu kasus polio. Salah satu tindakan pencegahan yang dilakukan adalah melakukan cakupan imunisasi polio di Aceh hingga 95 persen.

Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Dr Kurniasih Mufidayati mengungkapkan, KLB Polio bukan hanya jadi perhatian serius di Aceh tapi juga seluruh wilayah Indonesia.

Kurniasih menyebut, salah satu yang bisa dilakukan untuk pencegahan adalah menggencarkan imunisasi polio. Terlebih saat ini sedang bersamaan dengan kampanye Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).

“Belajar dari vaksinasi Covid-19, maka pendekatan imunisasi yang efektif adalah dengan pendekatan yang humanis bukan sanksi administratif. Sehingga kita harapkan capaian imunisasi polio di seluruh Indonesia bisa berjalan sesuai target tanpa harus ada ancaman tapi persuasif humanis,” ungkap Kurniasih dalam keterangannya.

Ia menyebut, masing-masing daerah memiliki karakteristik khas yang bisa menjadi pintu masuk pendekatan untuk ajakan imunisasi.

“Jika di Aceh bisa menggandeng tokoh agama, jika di tempat lain bisa menyesuaikan dengan kultur dan budaya setempat. Ajaklah dengan cara yang tidak menakutkan, jika perlu didorong diberikan apresiasi bagi yang mengikuti imunisasi,” sebut Kurniasih.

Data Kemenkes per 16 November 2022, capaian vaksinasi polio di luar Jawa masih sangat rendah. Capaian untuk vaksin OPV (tetes) hanya tiga provinsi yang mencapai 80 persen target, sementara vaksin IPV (suntik) hanya 1 provinsi di luar Jawa Bali yang mencapai 80 persen target.

“Daerah lain bukan hanya Aceh yang ada KLB juga mesti jadi perhatian terutama pemerintah daerahnya. Ini ikhtiar untuk melindungi generasi. Sehingga dibutuhkan komitmen kuat pimpinan daerah untuk memberikan dukungan bagi imunisasi di wilayahnya. Jangan sampai baru ada kasus baru tergugah dan tersadar untuk mengejar capaian imunisasi,” sebut dia.