Hari Kedua APMI, Peserta Dibekali Ilmu Parenting, Kewirausahaan, Hingga Perencanaan Keuangan

Jakarta-- Memasuki hari kedua Akademi Pekerja Migran Indonesia dan Konsolidasi Sahabat Migran Indonesia, peserta mendapatkan materi berupa ilmu parenting hingga perencanaan keuangan.

Hadir sebagai pemateri ilmu parenting, psikolog keluarga Kisma Fauzia S.Psi sebagai pemateri pertama.

Dalam uraiannya, Kisma menyebut, pola komunikasi perlu menjadi perhatian bagi pekerja migran bagi yang bekerja diluar negeri.

"Pola komunikasi ini yang perlu menjadi perhatian, apalagi jika bapak ibu terpisah karena harus bekerja ke luar negeri, jangan sampai karena sibuk bekerja lupa dengan keluarga di negeri sendiri," tutur Kisma, Sabtu (10/12/2022).

Ia menyebut, pola komunikasi berupa kemauan untuk mendengar antar pasangan menjadi kunci terawat nya hubungan rumah tangga.

"Kuncinya adalah kemauan mau mendengar antar pasangan, tidak boleh ada yang ditakuti di keluarga tapi yang ada adalah saling menghormati sesuai porsinya masing-masing," tandas Kisma.

Sementara itu materi kedua diisi dengan materi kewirausahaan pekerja migran, yang diisi oleh Syarif Maulana, ia menyebut pekerja migran perlu memiliki usha untuk mengantisipasi ketika diputus kontrak kerja.

"Perlu memiliki passive income, pekerja migran harus berpikir untuk memulai membuka usaha karena antisipasi kalau ada pemutusan hubungan kerja," ucap Syarif.

Senada dengan Syarif, Ahmad Ghozali pemateri ketiga tentang perencanaan keuangan pekerja migran menyebut, pekerja migran perlu membuat tiga kantong pengeluaran keuangan.

"Ada yang namanya cashflow, itu alur keuangan kita sehari-hari, tapi jangan lupa sisihkan untuk membangun aset, dan jika ingin berhutang, untuk keperluan aset yang nilainya bisa bertambah," tutur Ghozali.

Akademi Pekerja Migran dan Konsolidasi Sahabat Migran Indonesia diikuti 200 peserta yang terdiri dari berbagai wilayah di Indonesia, kegiatan ini diinisiasi oleh Bidang Ketenagakerjaan DPP PKS.