Dr. Salim: Salim Economy Expo Bentuk Kepedulian PKS Untuk Membangkitkan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Dr. Salim dalam Peresmian Salim Economy Expo di Soreang, Bandung, Jawa Barat
Dr. Salim dalam Peresmian Salim Economy Expo di Soreang, Bandung, Jawa Barat

Bandung (25/7) - Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dr. Salim Segaf Aljufri meresmikan Salim Economy Expo di Bale Rame Soreang, Bandung, Jawa Barat, Ahad (25/7/2022). Kegiatan ini merupakan bagian dari Program "Dr. Salim Menyapa Indonesia" di Provinsi Jawa Barat. Expo UMKM dan ekonomi kreatif (ekraf) ini disambut antusias ribuan warga Bandung yang memadati lokasi acara. 

Menurut Dr. Salim, PKS ingin menjadi bagian dari upaya mewujudkan kemandirian ekonomi rakyat melalui kebangkitan UMKM dan Ekonomi Kreatif. Untuk itulah Salim Economy Expo ini digelar, bukan hanya di Jawa Barat, tapi juga di berbagai provinsi di seluruh Indonesia. 

Menteri Sosial RI 2009-2014 ini bersama PKS terus berkeliling Indonesia mengangkat tema-tema kerakyatan dan kebangsaan serta bertemu dengan pelaku UMKM dan ekonomi kreatif, petani, peternak, nelayan, serta tokoh-tokoh lintas agama, budaya, dan profesi. 

"UMKM seluruh Indonesia berdasarkan data ada 64 juta jumlahnya. Itu artinya potensi kemandirian rakyat sangat besar. PKS berusaha memperluas ruang dan peluang agar UMKM terus berkembang. Maka PKS membuat pusat-pusat inkubasi wirausaha yang dibina Bidang Pemberdayaan Jaringan Ekonomi dan Usaha," ungkap Dr. Salim.

Menurut Dr. Salim, di era digital dan ekonomi kreatif saat ini, UMKM sangat mungkin ditingkatkan skala usahanya dengan cepat memanfaatkan teknologi informasi untuk memperluas jaringan pemasaran dan distribusi sehingga omzet dan penghasilannya makin besar.

"Kita serius menggarap sektor UMKM dan ekonomi kreatif rakyat terutama menyasar anak-anak muda kita. Komposisi usia produktif Indonesia saat ini 191 jutaan dan 53 persennya atau 100 jutaan adalah generasi milenial dan generasi Z. Mereka sedang giat-giatnya membangun usaha dan bekerja. Kalau mereka kita bangkitkan semangat wirausahanya pasti dahsyat dampaknya bagi ekonomi nasional," ungkap Dr. Salim.

Indonesia, lanjut Dr. Salim, punya peluang besar bonus demografi di 2035. Peluang tersebut harus ditangkap serius dengan program-program kewirausahaan yang riil dan konkret. Apalagi rasio kewirausahaan Indonesia saat ini baru 3,47 persen saja, relatif rendah dibandingkan Thailand 4,26 persen, Malaysia 4,74 persen, dan Singapura 8,76 persen. Indonesia harus bisa mengejar ketertinggalan minimal terbaik di kawasan Asia Tenggara.

"Ini tantangan bagi kita bersama khususnya Pemerintah untuk menumbuhkan wirausaha rakyat melalui pelatihan, pendampingan, kemudahan akses permodalan, dan pembinaan secara kontinu," terangnya.

Menurut Dr. Salim, tidak ada kemajuan tanpa kemandirian. Dan tidak ada kemandirian tanpa tumbuhnya kewirausahaan.

"Inilah makna berdikari, berdiri di atas kaki sendiri, sebagaimana didengungkan Presiden Soekarno dahulu," pungkasnya.