Cermati Visi Misi Prabowo, Ahli Ekonomi Islam Usulkan Zakat Jadi Sumber Pendapatan Negara

Peneliti Ekonomi Islam Universitas YARSI, Anis Byarwati dalam diskusi bertajuk
Peneliti Ekonomi Islam Universitas YARSI, Anis Byarwati dalam diskusi bertajuk "Menilik Politik Pajak Rendah dan Berkeadilan" di Prabowo-Sandi Media Center, Jakarta, Jumat (25/1) (donny/PKSFoto)

Jakarta (25/1) -- Peneliti Ekonomi Islam Universitas YARSI, Anis Byarwati mengapresiasi visi misi Prabowo-Sandi yang menjanjikan kebijakan pajak berkeadilan dengan menurunkan tax rate untuk meningkatkan tax ratio nasional menjadi 16 persen.

Kebijakan ini, menurut Anis, sejalan dengan pemikiran bapak ekonomi Islam, Ibnu Khaldun. Dengan menurunkan pungutan pajak negara, hal ini dapat meningkatkan produktivitas dan gairah ekonomi di masyarakat. Sehingga, hal itu akan menambah sumber pendapatan.

"Dan dengan pajak yang rendah, maka pendapatan justru akan meningkat, karena rakyat yang produktif itu akan menjadi sumber pendapatan bagi negara," kata Anis dalam diskusi bertajuk "Menilik Politik Pajak Rendah dan Berkeadilan" di Prabowo-Sandi Media Center, Jl. Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2019).

Di kesempatan itu, Anis menyampaikan keresahannya mengenai tingginya tanggungan hutang Indonesia. Ahli ekonomi Islam ini menyampaikan bahwa hutang bukan satu-satunya instrumen pendapatan negara. Meski pemerintah telah memberlakukan tax amnesty untuk memperbesar keran pendapatan pajak, perlu diupayakan sumber pendapatan baru yang lain, salah satunya zakat.

"Jadi sebelum beralih kepada hutang kepada tentangga, kepada siapapun, kita berdayakan sumber daya yang lain. Seperti dalam ekonomi Islam ada zakat," imbuh Caleg PKS dari Dapil Jakarta Timur ini.

Bahkan, ia menegaskan bahwa orang-orang kaya memiliki tanggung jawab memikirkan kondisi negara sebelum berhutang kepada negara lain. Itulah mekanisme zakat dalam ekonomi Islam.

"Ketika negara krisis, ketika negara membutuhkan bantuan, mereka yang harus turun sebelum kita berhutang. Orang-orang kaya punya kewajiban, sebelum negara berhutang ke orang lain mereka bertanggungjawab untuk memikirkan tentang negara. Itulah mekanisme zakat," tegasnya.

Selain itu, Anis menyoroti pengelolaan sumber daya yang seharusnya menjadi sumber pendapatan negara. Dengan pengelolaan yang baik, mustahil negara yang berkelimpahan ini akan menambah kas hutang negaranya.

"Pengelolaan sumber daya juga jadi sumber utama untuk lebih ditingkatkan sehingga sumber pendapatan bisa diambil dari sana," tambahnya.