Balok-Balok Kecil Pencipta Kebahagiaan

Sudiro dengan menyusun kapla
Sudiro dengan menyusun kapla

Balok-balok kayu kecil berwarna krim itu tersusun rapi membentuk sebuah gedung yang menjulang. Seperti lego, tapi beda jauh. Balok Kapla namanya. Balok satu bentuk berwarna natural atau warna cerah. Biasanya untuk anak laki-laki atau perempuan usia 2 sampai 20 tahun. Bahkan, orang dewasa banyak yang tertarik.

Apa bukti Kapla bukan anak kecil saja peminatnya? Sudiro (52) pernah melihat kasus beberapa mahasiswa pada saat sebuah pameran. Mahasiswa tersebut dan beberapa teman satu angkatannya sangat tertarik dengan Kapla. Satu diantara mahasiswa yang berprestasi dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tinggi sempat dirundung teman-temannya.

"Elu IPK tiga koma masak bikin ginian saja sederhana begini," kata Sudiro menirukan mahasiswa yang melakukan perundungan. Mahasiswa berprestasi pun tertantang dengan ucapan tersebut. Ia ingin membuat para perundung itu tampak bodoh dengan membuktikannya. Setelah tiga hari pameran, Kapla tersebut pun membentuk bangunan yang luar biasa.

"Banyak yang menilai perilaku mahasiswa berprestasi itu pun berubah. Dia tampak lebih bijaksana dalam menyelesaikan masalah," ungkap Sudiro yang dirinya tidak bermaksud memuji berlebihan.

Sudiro sudah lama berkecimpung di dunia mainan edukasi. Namun berpindah ke penjualan mainan Kapla sudah setahun ini. Sementara istrinya, Emmy Soekresno (50) sudah menjadi konsultan pendidikan anak sejak 24 tahun terakhir ini. "Sudah sejak saya masih muda," kata Emmy yang berdiri tak jauh dari suaminya sambil tertawa. Mereka menjaga stand di bazaar acara Rakornas Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Bumi Wiyata Depok, Selasa (7/3/2017).

"Fungsi mainan ini untuk menyeimbangkan otak kanan dan kiri," tutur Sudiro yang ramah menjelaskan.

Selain itu, mainan kapla juga mampu memperbaiki emosi ketika sedang marah atau galau yang datangnya tidak menentu serta mengatasi bosan yang mendadak datang menghampiri. Sehingga, kata dia, dapat membantu anak atau remaja untuk fokus, melatih kesabaran, bertahap dalam bekerja dan yang tak kalah penting menumbangkan rasa minder menjadi rasa percaya diri. Sebuah alternatif mainan yang menjauhkan anak dari gawai.

Bapak empat anak ini bercerita, suatu kali anaknya ditinggal pergi. Di rumah sendirian. Anak laki-lakinya itu menyusun balok kapla. Hingga ketika Sudiro dan istri sudah balik ke rumah, anaknya tersebut berhasil menyusun kapla sangat tinggi. "Setinggi 1,5 meter. Melebihi tinggi badannya. Setelah itu ia menghancurkannya dengan sangat gembira dan puas," ungkapnya sembari menunjukkan bangunan yang ia susun pondasinya kopong di tengah layaknya kue donat.

Tak ada cara kerja khusus, tidak perlu direkatkan dengan lem. Hanya ditumpuk saja. Bisa ditata ke atas, ditata ke samping atau bahkan melingkar. Tergantung dari kreasi penyusun. Dari situ juga akan terlihat bagaimana karakter atau kondisi emosional sang penyusun. Biasanya setelah menyusun para pelanggan akan mengirimkan gambarnya melalui aplikasi percakapan WhatsApp (WA).

Tidak sedikit anak, masih kata Sudiro, terpapar pornografi atau suka melakukan perundungan terhadap temannya. Itu akibat dari penggunaan otak kiri yang terus menerus di sekolah. Sehingga otak kanannya tidak terjamah, merana. Otak kanan berfungsi untuk merasakan kebahagiaan, kepuasan, keikhlasan dan rasa rileks. Maka ketika otak kiri tertekan, otak kanan praktis akan mencari kesenangan yang terkadang penyalurannya ngawur dan tak sesuai dengan asa orangtua.

"Dengan menyusun balok kapla, otak kiri akan istirahat sejenak. Sementara otak kanan mendapatkan apa yang diinginkannya dengan sehat," ujarnya.

Sudiro dan Emmy menjual produknya melalui jejaring sosial seperti Facebook, Line, Instagram atau pun lewat WA.

Stand mereka pada hari pertama Rakornas, Senin (6/3/2017) kemarin, juga dikunjungi Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman beserta istri. Sohibul membeli kapla tersebut karena cukup tertarik.

Sudiro meletakkan satu batang kapla terakhir ke atas. Lalu menghitung lantai gedung yang ia susun. "Gedung PKS saat ini berapa lantai? Lima ya? Nah, ini 12 lantai. Gedung PKS di masa depan." kelakarnya. (msm)