Arahan Pimpinan Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera, Habib Salim Segaf Al-Jufri

Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Habib Salim Segaf Al Jufri. (Donny/PKSTV)
Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera Habib Salim Segaf Al Jufri. (Donny/PKSTV)

Pada hari ini sampailah usia Partai Keadilan Sejahtera 22 tahun. Tasyakuran kita pada yang ke 22 ini sangat sederhana. Saya menyampaikan pesan-pesan ini dan saudara-saudara mendengar di rumah masing-masing, tapi saya yakin kalau biasanya 3000, 4000, mungkin ini bisa puluhan ribu. Karena masing-masing juga di rumah dan tidak ada yang keluar maka jumlahnya lebih besar. Semua pasti ada hikmahnya.

Cobaan yang kita hadapi sebagai bangsa yang besar, bahkan seluruh penduduk bumi ini denngan pandemi Covid-19 merata di seluruh penjuru dunia hampir, mungkin melebihi 200 negara yang mereka merasakan wabah Covid-19 ini. Dan sekarang di negeri kita banyak titik merah yang disitu sebagai isyarat, dan Jakarta sendiri sudah menjadi episentrum Covid-19 pasti semuanya ini terjadi karena kehendak Allah SWT. Skenario Allah yang sudah terjadi, karena dosa yang sudah begitu banyak dilakukan oleh manusia.

Dan para ulama kita menjelaskan yang namanya azab pahala musibah disebabkan oleh dosa, dosa, dan dosa. Dan manusia itu sebagian besar baru sadar ketika datang azab, ketika datang bahaya yang pasif, baru sadar. Bukan hanya mereka yang beriman saja. Coba mereka yang atheis, yang tidak percaya dengan keberadaan pencipta alam semesta. Ketika terjadi gelombang besar di lautan, gelap situasinya, kapal terombang ambing bocor sana sini, pasti dia takut. Dan pasti dia minta tolong. Apapun yang dia yakini, yang ujung-ujungnya adalah pencipta alam semesta. Mungkin dia meyakini kekuatan yaitu Allah SWT, ingin selamat. Dan yang terjadi sekarang pun, manusia ketakutan dimana-mana.

Dengar orang bersin aja sudah takut, dengar orang batuk takut, walapun itu anaknya sendiri, orangtuanya sendiri, takut sendiri dia. Dianggap kalau bersin takut pasti Covid-19. Jadi manusia memang takut mati.

Nah, kita sebagai seorang muslim panduan kita, rujukan kita adalah Allah SWT dan kitab suci kita Alquran, dan rasul kita Rasulullah SAW. Pesan yang kita dapatkan disitu. Dan yang terjadi adalah pertanyaan Sayyidah Aisyah kepada baginda Rasul tentang Thaun, wabah yang masif. Apakah itu penyakit tertentu atau penyakit yang sekarang muncul setiap saat? Tapi yang jelas ini memang ada di sekian banyak tempat.

Pesan Rasul SAW, sederhana. Kalau terjadi wabah, terjadi thaun, maka Rasulullah bersabda bahwa itu adalah azab yang Allah kirim kepada mereka yang dia inginkan. Faja'alahullah rahmatan lil mu'minin (dan Allah jadikan rahmat bagi orang-orang beriman). Jadi kalau ada seorang hamba di negerinya terjadi wabah, yang sabar menerima takdir Allah SWT dan dia yakin tidak akan menimpa pada dirinya karena sudah ditentukan oleh Allah SWT. Apa yang dia dapatkan kalau keyakinan dia demikian, dia akan mendapatkan pahala seorang syahid. Yang penting menerima keputusan Allah, dia selamat atau dia meninggal. Jadi kalau dia berada di rumah, yaudah dirumah. Nggak keluar kota, menerima takdir Allah swt. Jadi indah.

Seluruh yang Allah tentukan itu, kita hanya punya dua pilihan. Kalau itu musibah ya kita sabar, kalau Allah berikan kita kenikmatan ya kita bersyukur. Kita sudah melewati banyak tantangan yang kita hadapi. Dan insya Allah dengan 22 tahun ini akar kita, akar partai keadilan sejahtera merasuk ke bumi sangat dalam sekali. Dan pohon-pohon rindang dan mudah-mudahan banyak buahnya. Disitulah umat bangsa ini berteduh dan disitulah insya Allah kita memberikan manfaat kepada seluruh anak bangsa. Saya inginkan seluruh keluarga besar Partai Keadilan Sejahtera mewujudkannya. Apalagi disaat-saat musibah, corona, Covid-19 ini. Disini dinantikan, seluruh perjuangan kita. Dan biasanya saat saat musibah ini yang tadinya banyak teman, berkurang.

Sehingga salah satu pujangga kita, Imam Syafii selain ilmu haditsnya, banyak syair-syairnya. Salah satunya dia katakan, banyak teman-teman kita, kalau kita hitung banyak sekali, tetapi saat terjadi musibah, sedikit. Nah dinantikan saat musibah semacam ini kita harus tampil. Ukurannya bukan dengan uang, sebab membantu mereka-mereka itu ada dengan tenaga dengan pikiran, memang juga dengan harta. Sehingga Allah SWT berfirman dalam ayat yang lain, di dalam surat Al-Baqarah, wa anfiquu fii sabilillah wa laa tulquu biaydiikum ila tahlukati waahsinuu, innallaha yuhibuul muhsiniin (infaq kan harta kamu itu di jalan Allah, kalau disitu ada mara bahaya jangan kamu binasakan diri kamu disitu).

Kalau kita lihat sekarang, coba kita lihat. Yang mau berangkat umroh di bulan Ramadhan, sudah disiapkan uangnya sudah menabung satu dua tiga tahun, nggak tahunya Mekkah dan Madinah juga lockdown tidak menerima, kemungkinan juga haji. Ya, kita inginkan mudah-mudahan wabah ini diangkat dan dicabut oleh Allah SWT. Di negeri kita dan seluruh negeri-negeri di dunia, dan mudah-mudahan dengan kejadian ini banyak yang sabar, banyak yang kembali kepada Allah. Tadi presiden partai menceritakan bagaimana sunnah-sunnah rasul dimunculkan. Dan banyak di tempat tempat di Eropa, di Belanda, di Jerman tulisan-tulisan yang muatannya adalah muatan Alquran dan sunnah Rasul SAW. Jadi apa yang terjadi adalah skenario Allah.

Pasti juga semuanya indah, membuat manusia sadar. Sebab Allah ciptakan alam semesta ini surga seluas Alam semesta. Kita aja didukung disini tinggal dengan tanah 200-300 meter udah kayak raja aja. Padahal tanah cuma 200 meter. Tapi yang membuat kita prihatin ada perusahaan-perusahaan tertentu tanahnya sampai jutaan hektar, coba. Itu nggak adil. Walaupun aturannya setiap PT maksimal 20.000 hektar. Mainlah dia dengan sekian ratus PT, mungkin ribuan PT juga ada dengan dinamai macam-macam, direkayasa. Ujung-ujungnya dua juta hektar satu juta hektar. Yang lain coba kita lihat saudara-saudara kita, tanah pun nggak punya.

Sekarang suruh tinggal dalam rumah, nggak ada makanan. Dan kita dapatkan ibu-ibu jualan, Satpol PP mendatangi dia dilarang "Bapak saya di rumah nggak ada makanan sudah seminggu, sudah tidak ada lagi yang mengutangi, malu sudah". Walapun tetap di rumah bisa mati juga, karena diluar juga Corona virus. Di rumah juga kemungkinan meninggal, di luar kemungkinan meninggal. Akhirnya di luar saja dia, yang penting dia bisa memberikan makanan untuk anak-anak.

Iri kita dengan negara-negara lain. Makanan ditaro di jalan-jalan, diambil oleh orang-orang tertentu, diantar ke rumahnya. Bukan hanya makanan, buah-buahan. Dengan tetangga kita juga, kita malu coba. Jadi saya setuju yang penting di selamatkan pertama adalah dengan izin Allah, manusia. Kalau harta hilang bisa kembali kalau manusia meninggal justru nggak bisa kembali lagi. Jadi prioritas pertama selamatkan anak bangsa.

Bagi seorang pemimpin ya harus melakukan itu, harus terdepan untuk menyelamatkan. Tapi itulah yang kita hadapi di negeri yang sama sama kita cintai.

Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air wa bil khusus keluarga besar partai keadilan sejahtera yang saya cintai dan saya banggakan. Terus, apa yang harus kita lakukan sekarang?

Pertama kita yakin bahwa ini adalah semua keinginan Allah SWT. Kita husnudzon sama Allah, berbaik sangka kita. Banyak cerita-cerita dalam sejarah yang kita dapatkan, yang dilihat tidak enak tapi endingnya enak, contoh: saudara-saudara Nabi Yusuf as., iri. Jadi dosa yang pertama terjadi di bumi ini iri juga, yang pertama kali di langit ya sifat iri, iblis iri sama Nabi Adam. Yang di bumi kakak beradik anaknya Nabi Adam as. iri, yang satunya di bunuh. Kakak beradik saudara-saudara Nabi Yusuf as. iri juga, dimasukkin ke dalam sumur. Artinya kalau dimasukkan ke dalam sumur, di tengah padang pasir, jauh dalam keramaian, ya mati. Artinya diprediksikan ini anak pasti meninggal. Usia 6-7 tahun, nggak tahunya masuk istana. Kalau sudah di istana pasti bahagia, ternyata Nabi Yusuf as. di penjara. Kalau sudah di penjara berarti sudah selesai, gak taunya keluar jadi pemimpin. Jadi itulah skenario Allah SWT.

Kita baik sangka dengan terjadinya wabah Covid-19. Bumi pun bersyukur, tadi sudah dijelaskan. Bumi semakin sehat, atmosfer semakin sehat, alam semakin kuat, karena dirusak sama manusia ini. Tapi kita yakin, Allah SWT cinta sama manusia.

Pertama banyak yang sadar, alam semakin sehat, untuk apa alam ini? Untuk manusia juga. Dan manusia semakin sadar yang kaya raya tadi, yang uangnya mungkin 10,20,30 triliyun, dengan kejadian ini tinggal 3 triliyun, karena malah rugi juga, bangkrut juga terjadi. Mungkin terasa di hatinya, kalau dulu ketika uang saya 30 triliyun, coba kalau saya bantu fakir miskin, bantu orang susah, yang kelaparan di Afrika, yang kelapan di Yaman, yang kelaparan disini.

Dengan terjadinya Covid-19 ini daerah yang keadaannya perang ini terhenti, yang perang pada sakit, yang mendzalimi orang pada sakit, sakit kena wabah. Di Syiria, kemudian daerah-daerah yang terjadi perebutan, kedzoliman, peperangan, semua juga sibuk mengurus diri sendiri. Sibuk mengurung diri diam di rumah, masker juga pakai semuanya. Menyelamatkan diri masing-masing, terjadi peredaan disana-sini. Jadi semakin banyak. Di satu sisi, yang biasa di masjid, kemudian Allah berikan dia peluang untuk umroh itu tidak terjadi. Banyak contoh-contoh.

Ahsantum ahsantum lianfusikum, orang kalau berbuat baik yang untung dia sendiri bukan orang lain. Apa saja yang kita lakukan, dengan kita tersenyum menyapa orang, yang untung juga kita coba. Ada seorang pekerja di perusahaan untuk menyimpan makanan, jadi memang pendingin semua disitu. Ada seorang ibu-ibu yang kalau pulang dia menyapa sama satpam. Sebelum jam 6 dia menyapa, jadi menyapa itu sederhana. Suatu saat disuatu sore, si ibu itu nggak menyapa. Masuk jam 7 jam 8, katanya kemana si ibu ini, dicari-cari. Jadi setiap ruangan itu, pendingin itu ada dua orang yang kerja, dan itu dinginya sekitar 10 derajat. Masuk kan, ketika dua itu didalam, yang satu keluar, dikunci dari luar dianggap yang satunya sudah nggak ada. Kedap suara, teriak aja nggak ada yang dengar. Jam 7 jam 8, satpam tadi ngetuk, lihat dia sudah jatuh, dua jam disitu. Dibukakan, dibawa ke rumah sakit dan selamat. Hanya menyapa coba, menyapa seseorang dan Allah selamatkan nyawanya. Bagaimana kalau dia berinfaq, membuat orang lain tersenyum.

Allah SWT dalam sekian banyak contoh yang diberikan baginda Rasulullah SAW, yarhamu man fil ard, yarhamukum man fii sama. (beri kasih sayang yang di bumi maka yang dilangit akan memberi kasih sayang padamu). Jadi saat saat terjadi Covid semacam ini, banyak saudara-saudara kita di PHK, kemudian hasil pekerjaan sudah nggak ada, dirumah. Saya yakin disekitar kita itu banyak yang begitu. Dan kita lihat masyarakat kita memang karakternya adalah gotong royong saling bantu membantu, ini yang insya Allah membuat wabah ini akan diangkat sama Allah secepatnya biidznillah.

Karena cinta Allah. Itu sebabkan, musibah, wabah, pahala, dan sebagainya, ya dosa, kemudian penyelesaiannya? ya dengan istighfar, dengan taubat dengan doa kepada Allah SWT. Kalau setiap malam setiap saat pada Allah mengetuk pintu, pasti dibuka. Pasti ada waktu-waktu tertentu yang Allah semua mengaturnya dan semuanya adalah demi kemaslahatan manusia. Saya yakin juga wabah ini akan diangkat oleh Allah SWT tapi sekali lagi dnegan istighfar dengan taubat juga kita mengingatkan seluruh anak bangsa terutama keluarga besar Partai Keadilan Sejahtera, perbanyak istighfar, perbanyak taubat, perbanyak kita mendoakan saudara-saudara kita. Jadi kalau kita berdoa jangan hanya untuk kita sendiri, semakin banyak yang berdoa saya yakin juga insya Allah wabah ini secepatnya akan akan diangkat oleh Allah SWT, Aamiin ya mujibassailiin.

Kemudian saya juga akan menjelaskan bahwa kata-kata ihsan, tadi dijelaskan dalam ayat wa ahsinuu innallaha yuhibbul muhsiniin. Itu di dalam surat Al-Baqarah ayat 195. kemudian dalam pendahuluan tadi saya ingin membacakan suatu surat, satu ayat dari surat Ali-Imran ayat 200.

Umat ini perlu sabar, bukan hanya sabar, perkuatlah kesabaran itu sendiri, kemudian murobatan tetap siaga, wattaqullah la'allakum tuflihuun. Jadi sabar, saling memperkuat persabaran, bisa juga cobaan itu terjadi dalam keluarga itu ada yang meninggal, kedua mau makan pun tidak ada. Jadi saling membantu untuk memperkuat kesabaran. Dan dia harus siaga, saling mengingatkan. Karena penyelesaian wabah ini bukan hanya kita pribadi saja, saling mengingatkan juga. Jangan berkumpul di kerumunan-kerumunan. Apa yang sudah diatur, diarahkan, kita ikuti.

Di daerah-daerah merah, episentrum, tidak kumpul di masjid dilaksanakan, semua dilaksanakan, cuci tangan, kebersihan, ikuti semuanya. Jadi tawakkal itu tidak terus tawakal begitu saja, tapi ikuti itu semua syaratnya, baru. Ketika kita naik mobil, pasang sabuk itu, pasang lalu tawakkal, jangan tidak dipasang. Ini juga demikian, kita pasrah pada Allah SWT.

Kemudian saya ingin jelaskan kata-kata ihsan. Kata-kata ihsan ini, banyak dalam Alquran, ihsan dalam seluruh gerak kita itu ihsan. Dalam kita berkomunikasi dengan saudara kita perlu ihsan, dengan orangtua kita perlu ihsan, bahasa dengan orangtua ketika orangtua umur 30 tahun anak masih umur 5,6 tahun orangtua umur 40 tahun, anak umur 10-15, Ketika orangtua umur 5,60 tahun tentu beda bahasanya. Ketika orangtua umur 60 sensitif, jangan gunakan bahasa ketika orangtua umur 45 beda. Dengan anak-anak, dengan tetangga, dengan makhluk-makhluk Allah yang lain, dengan tanaman, semua perlu ihsan.

Kalau dirumah kita punya lampu listrik perlu ihsan juga, kalau nggak ada orang matikan itu ihsan. Jadi orang kalau berbuat ihsan siapa yang diuntungkan, sebelum orang lain, dia yang mendapatkan keuntungan itu sendiri. Sehingga ulama kita menjelaskan ihsan adalah rahmat yang Allah letakkan di hati seseorang.

Yang rahmat tadi menancap dalam kehidupan manusia. kalau Rasul SAW. wa maa arsalnaka ila rahmatan lil alamiin (Rahmat untuk alam semesta bukan hanya untuk manusia). Bukan hanya mereka mereka yang beriman, semua mendapatkan rahmat dari baginda Rasul SAW. Contoh sekarang pandemi Covid-19 , mendapatkan rahmat. Bagaimana mencuci tangan, daerah wabah jangan dimasukki, yang didalam jangan keluar, darimana itu semua? Dari ajaran rasul SAW.

Kalau SAW, rahmat untuk alam semesta, kita, tadi ihsan yang berupa rahmat yang ada dalam diri kita tadi, kita rahmat untuk yang disekitar kita. Di rumah kita, tetangga kita, masyarakat kita, bangsa kita, dapat rahmat tadi, anak-anak kita. Nah disini saya mengingatkan kepada seluruh keluarga besar Partai Keadilan sejahtera, lipat gandakan, potensi semangat dan kemampuan yang kita miliki, saat masyarakat menunggu kondisi semacam ini, jangan selalu mengatakan, 'benar ustadz, firman Allah laa yukallifullahu nafsan illa wusaha'.

Betul Allah tidak akan membebankan seseorang di luar kemampuannya. Tapi jangan kita berhenti dengan satu dua langkah saja sebab kita mampu dengan 5-6 langkah. Kita mampu melangkah sampai enam teriu berhanti, karena hanya mampu dua, kenyataannya kamu mampu 3/4, lakukan. Apalagi mendekati bulan suci ramadhan pahala dilipatgandakan.

Dan mudah- mudahan Allah mempertemukan kita dengan bulan ramadhan. Karena para salafussalih para sholihiin menantikan dan merindukan bulan ramdhan sejak 6 bulan coba. Dan mereka yang dipertemukan dengan Bulan Ramadhan, manfaatkan, maksimalkan amalan. Karena belum tentu dia akan dipertemukan dengan bulan Ramdhan berikutnya.

Sehingga Ibnul Qayyim, ini juga kemarin dalam majelis selasa saya juga menjelaskan, tapi tidak mengapa mungkin sebagian tidak hadir.

Ibnul Qayyim dia menceritakan seorang anak, wanita yang sholihah, meninggal saat wabah yang semacam ini. Orangtuanya melihat di dalam mimpi 'Wahai anakku ceritakan dong bagaimana kejadian di alam barzakh, di akhirat'. Si anak menceritakan, 'Kami mendatangi sesuatu yang luar biasa.

Banyak kita ketahui di dunia ini tapi kita tidak mengamalkannya' Ya sebutkan satu tasbih saja, Allah menerimannya, satu rakaat saja Allah menerima sholat kita, dikatakan cerita anak tadi yang sholihah tadi yang diceritakan oleh Ibnul Qayyim. Maka akan kucintai daripada dunia dan seisinya, satu rakaat atau satu tasbih saja. Subhanallah wa bi hamdihi subhanallah hil adzim. Itu kalau diterima Allah, lebih baik dari dunia dan seisinya. Itulah saudara-saudaraku Partai Keadilan Sejahtera, kunna na'lamu walaa na'mal. Banyak yang kita ketahui tapi tidak kita amalkan.

Peluang-peluang yang Allah berikan banyak, kejadian wabah Covid-19 ini peluang yang luar biasa yang Allah berikan untuk orang-orang berlomba mencari pahala, membuat orang tersenyum. Nggak punya apa-apa, tapi ada nasi kita berbagi dengan tetangga kita. Yang seharian mungkin tidak makan coba. Ketika dibawakan senyum dan menetes air mata mungkin itu yang membuat seseorang masuk surga. Kalau bangsa ini mau berbagi, tidak ada yang susah, tidak ada yang miskin tidak ada yang lapar di negeri ini.

Kita dengar beberapa hari lalu saya membaca berita, dua hari seseorang tidak makan, meninggal. Mana tetangganya? Mana sifat berbagi, itsar. Apalagi mereka-mereka yang beriman, pasti memiliki sifat-sifat semacam itu. Kemana mereka-mereka itu. Prihatin kalau sampai ada yang meninggal, memang takdir Allah, tapi meninggal karena lapar coba. kalau itu memang benar terjadi, sungguh memprihatinkan bangsa ini. Saya khawatir kalau sifat-sifat semacam ini, naudzubillah merata, mungkin dengan wabah ini tidak akan diangkan, dengan wabah masih tidak sadar lagi coba. Nah itu yang kita takutkan, mudah-mudahan itu tidak terjadi.

Oleh karena itu saya ingatkan seluruh keluarga Partai Keadilan Sejahtera, Bangkit. Jangan jadi mengetahui tapi tidak mengamalkannya. Kita lihat hari-hari ini, hari-hari ini adalah hari hari yang Allah senang ketika melihat hambanya itu berbuat untuk membuat orang lain tersenyum. Bahagia dengan berbagi. Tidak mesti dengan harta yang besar. yang kita miliki. Apa yang kita miliki kita berbagi. Dan mudah-mudahan Allah SWT mengangkat musibah, wabah ini dari negeri yang sama-sama kita cintai.

Sehingga untuk menjauhkan keluarga kita, anak-anak kita, istri istri kita, suami-suami kita, minal muslimin wal muslimat, dan bangsa kita, negeri kita, dijauhkan dan diangkat wabah Covid-19 dan di seluruh negeri di dunia ini. Kita semua di dunia ini juga merasakan musibah, wabah ini dimanapun kita berada, dimanapun kita berada.

Dimanapun saudara-saudara kita ini yang berada di seluruh penjuru dunia, dari segi kemanusiaan kita semua ini adalah manusia, di negeri kita sebangsa dan setanah air, dan saudara kita minal muslimin wal muslimat, di seluruh penjuru dunia, mudah mudahan Allah SWT mengampuni dosa-dosa kita. Juga dosa-dosa saudara kita yang telah wafat, min ahli laa ilaa ha illallah mudah mudahan Allah mengampuni mereka. Menjadikan kita semuanya min ibadihil mukhlasin. Allahummaghfirlahum warhamhum waafihiim wa'fu 'anhum waj'aliljannata maswahum ma'al anbiyau syuhadau sholihiin, wahasuna ulaaika rofiiqaa.

Dan kepada saudara-saudara sekalian sebangsa dan setanah air dan keluarga besar Partai Keadilan Sejahtera, terutama mereka-mereka yang berada di garda terdepan, yang selalu berusaha untuk menyelamatkan sesama anak bangsa, saya mengatakan dan saya mengapresiasi, mudah-mudahan seluruh langkah saudara-saudara sekalian mendapat pahala yang besar di sisi Allah SWT. Dan mereka yang gugur mudah-mudahan Allah mengampuni dosanya dan menempatkan di Alfirdausil a'la Amiin ya mujibassailiin.