Ahmad Heryawan: Pembinaan Anggota PKS Terinternalisasi Nilai Kebangsaan dan Keislaman 

Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan (Donny/PKSFoto)
Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Ahmad Heryawan (Donny/PKSFoto)

Semarang -- Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan melanjutkan perjalanannya menuju Semarang usai hadir di acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Pembimbing Unit Pembinaan Anggota (UPA) PKS Yogyakarta. Di Semarang,  pria yang kerab disapa Kang Aher ini juga memberikan kata sambutan di hadapan Pembimbing UPA PKS Jawa Tengah. 

"Alhamdulillah hari ini saya hadir di Semarang untuk menyampaikan arahan kepada para pembimbing UPA PKS se Jawa Tengah. Arahan akan diberikan kepada para pembimbing utama, dan selanjutnya pembimbing UPA utama akan menyampaikan anggota anggota partai lainnya,"  ujar Kang Aher. 

Di Semarang Kang Aher menjelaskan bagaimana pemahaman kebangsaan anggota PKS yang seharusnya ada pada diri masing-masing anggota. 

"Bagian dari pemahaman kebangsaan yang kita tekankan dalam pelatihan ini adalah, bahwa kita hidup dinegara demokrasi yang berdasarkan pancasila. Dalam konteks pancasila, kita memahami bahwa Pancasila adalah kontrak sosial antar anak bangsa," jelas Kang Aher. 

"Seperti yang dikatakan oleh Profesor Nurcholish Madjid (Cak Nur) pancasila adalah kontrak sosial antara para pihak yang sepakat membangun masa depan Indonesia berdasarkan Pancasila. Kontrak sosial ini mirip piagam Madinah di masa Nabi SAW sebagai kesepakatan bersama di Kota Madinah. Kalau menurut Profesor Yudi Latif, pancasila adalah titik temu ideologi. Titik temu antar para pihak seperti halnya di BPUPKI dulu, saat pembahasan ada anggota BPUPKI yang Islamis, Nasionalis, Sosialis. Para pendiri bangsa merumuskan supaya ada titik temu antar beragam latar belakang ideologi tersebut, dan pada akhirnya hadirlah pancasila sebagai titik temu tersebut," kutip Kang Aher. 

Gubernur Jabar dua periode ini juga kembali mengutip pernyataan Bung Karno yang mengatakan bahwa Pancasila adalah falsafah dasar negara. 

"Kalau yang disebutkan oleh Bung Karno saat itu pancasila sebagai philosfische groundslag (falsafah dasar negara) Bahasa ini kemudian dibakukan dengan istilah yang kekinian. Lemhanas mengungkapkan bahwa pancasila adalah sebagai konsesus dasar kebangsaan. Itulah pancasila, oleh karena itulah bagi siapaun di negeri ini sudah harus diterima bahwa pancasila sebagai falsafah negara," sambung Kang Aher. 

Selain menjelaskan tentang pancasila, Waka MS yang membidangi Kaderisasi ini juga menjelaskan tentang demokrasi yang bisa seiring sejalan dengan Islam. 

"Dalam demokrasi yang kita inginkan adalah pemimpin yang berkompeten yang terpilih, dalam Islampun seperti itu, berarti senada.  Pada saat yang sama, demokrasi memberikan ruang dalam perbaikan bagi masyarakat atau dalam bahasa islamnya demokrasi memberi ruang amar ma'ruf nahi munkar, sesuatu yang mungkin tidak kita dapatkan dinegara yang tidak demokratis," terangnya. 

"Dalam demokrasi juga ada pemilu, pemilu itukan merupakan katagori kesaksian. Siapa yang mempunyai program bagus dan keberpihakannya kepada masyarakat, akan diberi kesaksian oleh masyrakat. Ketika masayrakat menyaksikan dan meyakini, ya berarti memilih partai yang mereka yakini tersebut, atau memiliki pemahaman tersebut. Itulah demokrasi. Jadi, Insya Allah tidak ada persoalan dengan Islam, insya Allah seiring sejalan dengan Islam" tutup Kang Aher. 

Diakhir, Aher mengajak anggota PKS Jawa Tengah untuk gencar melakukan rekrutment anggota baru dengan menawarkan program-program yang ada di PKS untuk bersama-sama membangun masa depan Indonesia.