Ahmad Fuad Rahman, Rela Potong Gaji Hingga Perjuangkan Insentif Tenaga Medis
Malang (21/8) - Anggota Komisi C Fraksi PKS DPRD Kota Malang, Ahmad Fuad Rahman mencoba mencari tahu langsung ke masyarakat apa sebenarnya yang mereka butuhkan di tengah pandemi Covid-19.
"Ternyata yang dibutuhkan bukan uang melainkan sembako. Saya minta pemerintah agar sembako bisa digelontorkan ke masyarakat," kata Fuad pada acara Young Leaders Talks bertajuk,"Muda dan Merdeka; Karya Nyata Anak Muda PKS dalam Menjalankan Amanah Kemerdekaan" yang diadakan oleh PKS Muda secara daring, Jumat (21/8/2020).
Ia mengaku banyak kontribusi lain seperti aktivitas termasuk membuat webinar dengan Kapolres, dengan Walikota, dan dengan OPD-OPD terkait langsung dengan program pemutusan penyebaran Covid-19 di Kota Malang. "Alhamdulillah kita paling aktif, sehingga program-program turunan dari Jakarta, dari Pusat (DPP) terkait pemotongan gaji (dewan). Kita sampaikan bahwa itu instruksi dari partai kita di tingkat pusat," kata dia.
Masih terkait pandemi, ia mendapat keluhan dari tenaga medis yang insentifnya belum juga cair padahal sudah bulan keempat menghadapi pandemi. Sehingga ia langsung menyampaikan ke pihak terkait yakni Dinas Kesehatan dan Pemerintah Kota Malang untuk segera mencairkan insentif bagaimana pun caranya.
"Alhamdulillah kemarin saya mendengar bahwa insentif tenaga medis sudah cair," ujar aleg yang pernah mempertanyakan izin operasi bus kafe keliling yang menciptakan kemacetan baru di Malang itu.
Karena ada di Komisi C yang fokus pada bagian pembangunan dan lingkungan hidup, ia pun mengkritisi penanganan Covid-19 di mana serapan anggaran penanganan Corona di Kota Malang masih sangat rendah. Dari total anggaran Rp124 miliar yang disiapkan untuk penanganan pandemi di kota ini, baru terpakai sekitar 40 persen saja.
"Saya juga mengkaji masalah pengelolaan sampah di Malang ini menjadi lebih bagus dan menjadi contoh untuk daerah-daerah lain," ungkap dia.