Tolak BBM Naik, Politisi PKS: Jika BBM Naik, Target Pemerintah untuk Stunting Sulit Tercapai

Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Alifudin
Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Alifudin

Jakarta (30/08) — Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PKS Alifudin menanggapi rencana pemerintah yang akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Kenaikan harga BBM ini akan berdampak terhadap ekonomi rakyat dan sulitnya memenuhi target pengurangan stunting di Indonesia.

“Itu akan berdampak ke masyarakat bawah, yaitu dampak ekonomi, dan jumlah masyarakat miskin mungkin akan bertambah,” tutur Alifudin, Senin (29/08/2022).

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 mencapai 26,16 juta orang.

“Kalau kemarin datanya 26 juta orang itu lumayan banyak, jadi saya sempat membaca hasil penelitian bahwa menurut Grace Fernald Anak pada keluarga dengan tingkat ekonomi rendah lebih berisiko mengalami stunting karena kemampuan pemenuhan gizi yang rendah meningkatkan risiko terjadinya malnutrisi,” kata Alifudin.

Alifudin juga menambahkan bahwa ketika BBM bersubsidi naik, maka akan membuat target presiden mengenai stunting sulit tercapai.

“Presiden ingin angka stunting berkurang sampai 14 persen, data sebelumnya kan pada survei Maret 24,4 persen, jadi mengurangi 10 persen dengan potensi dampak bertambahnya masyarakat ekonomi rendah itu cukup berat,” tanggap Alifudin.

Alifudin berharap agar rencana kenaikan BBM ini dibatalkan karena akan banyak yang terkena dampaknya, mau itu positif atau negatif.

“Kami berharap pemerintah tidak menaikkan harga BBM khususnya yang bersubsidi, jika itu terjadi kemungkinan dampak negatif untuk semua sektor pun akan terjadi,” tutup alifudin.