Sudahkah Kau Katakan Cinta pada Ibumu?
oleh Anggrek Bulan
Malam itu, aku yang hampir sebulan ini mengejar target deadline kantor merasa letih dan capek sekali. Aku langsung merebahkan tubuh ke kursi di ruang depan. Tempat kost yang sudah lama dibiarkan berantakan tidak terurus, cukup menjadi bukti betapa sibuknya aku sebulan ini.
Mataku melihat ke atas langit-langit rumah, seakan menyapa cicak yang sedang duduk manis di sana. Pikiranku pun menerawang, kilas balik pekerjaanku dalam sebulan ini. Penuh dengan deadline, kunjungan-kunjungan ke luar kota, presentasi, laporan evaluasi, dan lain-lain, Sungguh sepertinya sebulan ini otakku hanya dipenuhi dengan urusan kantor.
Akupun tertidur….
Tiba-tiba, terdengar suara halus dan lembut memanggil-manggil namaku. Dira.. Dira… bangun, Nak. Ini sudah Subuh, bangunlah.
Aku pun terbangun dan mencari-cari siapa yang membangunkanku. Aku kenal betul suaranya. Itu suara Ibuku, tapi bukankah Ibu tidak ada disini? Dan kulihat jam di dinding. Aku pun terhenyak, ternyata sudah jam 05.30. Aku segera menuju kamar mandi untuk berwudhu dan sholat.
Akhir-akhir ini aku sering memimpikan Ibu. Dan parahnya aku suka lupa untuk ingat Ibu. Seperti kemarin ketika Ibu mengirimkan sms sekedar menanyakan kabarku, aku lupa untuk menjawabnya. Sudah berapa banyak sms yang Ibu kirimkan tapi belum aku jawab.
Ku raih handphone yang ada di meja kecil dekat tempat tidur, lalu kusempatkan membaca sms-sms yang Ibu kirimkan.
Tgl 17 November 2015
Assalamu’alaikum Dira, bagaimana kabarmu? Semoga kabar baik ya, Nak? Ibu kemarin menelpon dirimu tapi tidak ada jawaban darimu. Mungkin Dira lagi sibuk ya? Ingat jangan lupakan sholat dan jaga kesehatan ya, Nak?
Tgl 20 November 2015
Assalamu’alaikum Dira, hmmmm... sibuk ya nak? SMS Ibu belum dijawab ama Dira. Ibu kangen sekali nih, Nak. Bagaimana Subuh-nya tadi pagi? Semoga tidak telat ya, Nak?
Tgl 21 November 2015
Assalamu’alaikum Dira… pagi ini di Jogja hujan deras, bagaimana di Jakarta? Semoga kamu bawa payung ya, Nak? Jangan lupa tetap sholat ya?
Tgl 25 November 2015
Assalamu’alaikum sayang. Bagaimana kabarmu? Semoga kabar baik ya? O iya kamu masih ngat dengan Sri teman SMP-mu itu? Kemarin dia datang ke rumah membawa undangan walimah. Ternyata dia mo nikah bulan Desember tanggal 6, Nak. Ini ada dua undangan, satu untuk ibu dan satu lagi untukmu, Dira.
Tgl 30 November 2015
Assalamu’alaikum Dira. Alhamdulillah pesanan batik Ibu sudah banyak yang pesan. Hari ini ada yang pesan dari kampong Mbahmu 2 lusin. Belum lagi pesanan-pesanan yang lain dari beberapa kenalan Ibu. Ibu sudah tidak sabar mo memberikan baju dan sprei batik untukmu, Nak. Jaga kesehatan dan jangan tinggalkan doa. Semoga sukses aktivitasmu.
Tgl 7 Desember 2015
Assalamu’alaikum Dira, kemarin Ibu dan Bapak datang ke walimahannya Sri. Senangnya Ibu ternyata teman-temanmu yang Ibu jumpai di walimahan Wahyu masih mengenali Ibu dan Bapak. Mereka menanyakan kabarmu, Nak. Dan Sri pun mendoakanmu agar segera mendapatkan jodoh. Ibu dan bapak menjawab doa Sri untukmu, Nak.
Tgl 10 Desember 2015
Assalamu’alaikum Dira, bagaimana kabarmu? Ibu dan Bapak kangen sekali denganmu, Nak? Semoga Allah berkahi, sukseskan, mudahkan, dan lancarkan aktivitasmu. Jangan tinggalkan sholat ya?
Tgl 12 Desember 2015
Assalamu’alaikum Dira, hari ini Ibu sudah menyelesaikan batik untukmu, Nak. Sebagai hadiah di hari ulang tahunmu. Besok Ibu kirimkan ke alamat kostmu ya? Insya Allah kata Bapak tgl 15 sudah sampai paketnya. Semoga Allah berkahi, sukseskan, mudahkan, dan lancarkan aktivitasmu. Ingat sholat ya?
Tgl 15 Desember 2015
Assalamu’alaikum Nak, paketnya sudah sampai belum? Kabari Ibu ya ?
Ya Rabb ternyata sms dari Ibu banyak sekali. Aku baru tau. Dari sms yang kubaca, Ibu tidak lupa memberikan doa untukku. Sedangkan aku.. jangankan membalas sms Ibu, membacanya saja baru sempat hari ini. Sebulan baru kubaca sms Ibu di handphone pemberian Ibu. Sedangkan aku sibuk sekali dengan handphone yang satu lagi dari kantor. Ya Rabb… Aku malu sekali.
Sesibuk inikah diriku hingga lalai membaca dan membalas sms Ibu? Mendoakannya pun juga tidak dalam sholatku. Sedangkan aku disini sibuk dengan urusanku.
Akupun bersujud dan mohon ampun pada Sang Gusti. Lalu kuingat-ingat, kapan ku katakan kepada Ibu bahwa aku mencintai dan merindukannya?
Ilustrasi: Dudi Iskandar