Silaturahim Keumatan ke PB Wanita Al-Irsyad, BPKK DPP PKS Siap Berkolaborasi

Pemberian plakat dari BPKK PKS untuk PB Wanita Al-Irsyad dalam agenda silaturahim keumatan di Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (05/03/2022). (Donny/PKSFoto)
Pemberian plakat dari BPKK PKS untuk PB Wanita Al-Irsyad dalam agenda silaturahim keumatan di Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (05/03/2022). (Donny/PKSFoto)

Jakarta -- Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kurniasih Mufidayati beserta jajaran melakukan kunjugan ke kediaman ketua Pengurus Besar (PB) Wanita Al-Irsyad Fahimah Abdul Kadir Askar di daerah Pondok Bambu, Jakarta Timur, Sabtu (05/03/2022).

Mufida menyampaikan diskusi yang dilakukan menghasilkan peluang-peluang kolaborasi antara BPKK PKS dan PB Wanita Al-Irsyad.

"Kita bincang-bincang untuk saling berkolaborasi, saling beramal jamai. Karena untuk mewujudkan masyarakat yang madani itu nggak bisa sendiri dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera itu juga nggak bisa sendiri. Kita sama-sama membahas tema yang bisa saling memberikan manfaat," ucap Mufida.

Mufida mengungkapkan banyak kesamaan visi yang dimiliki dengan adanya semangat rahmatan lil alamin.

"Kita banyak belajar juga hari ini, tadi khususnya kisah beliau (Fahimah Abdul Kadir Askar) bagaimana berdakwah di rutan. Itu sangat menginspirasi sekali untuk kami. Ternyata disana banyak perempuan-perempuan yang perlu sentuhan dakwah dan perlu kita rangkul. Mudah-mudahan kita bisa berkolaborasi dalam hal itu," kata Mufida.

Fahimah juga merasa senang dengan adanya kunjungan dari BPKK PKS tersebut.

"Saya sangat senang sekali, sangat merasa terhormat juga didatangi DPP PKS beserta jajarannya. Banyak masalah keumatan yang harus kita selesaikan bersama-sama. Nanti saya akan menghubungi Ibu Mufida untuk agenda selanjutnya," ungkap Fahimah.

Fahimah menuturkan bentuk-bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan bersama BPKK DPP PKS.

"Bentuknya tentunya dalam masalah keumatan, terutama masalah wanita. Karena permasalahan wanita yang sarat dengan problem-problem dari segi pendidikan, sosial, ekonomi. Misal wanita yang keluar dari rutan, itu bisa kita lakukan pelatihan dan sebagainya," tutur Fahimah.