Sijunjung dan Sawahlunto Siap Dukung Pembangunan KA Trans Sumatera

PADANG (31/1) - Sumatera Barat siap mempersiapkan segala hal terkait pembangunan dan pengembangan jaringan jalur kereta api di provinsi tersebut, terutama pada koridor 6 dan 8 yang menghubungkan Dumai-Pekanbaru-Sijunjung-Sawahlunto serta Padang-Pd.Panjang-Solok-Sawahlunto-Muaro. Persoalan cukup besar dihadapi Pemprov di Kabupaten Sijunjung, sementara di Sawahlunto sudah dalam kondisi siap pengembangan.

Demikian disampaikan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno dalam Rapat Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Jalur Kereta Api Trans Sumatera, di Ruang Rapat Gubernuran Padang, Jumat siang (30/1).  Hadir dalam rapat tersebut Kepala Dinas Perhubungan, Amran; Kepala Biro Pemerintahan, Mardi; serta Pimpinan PT KAI Cabang Sumatera Barat.

Irwan menjelaskan bahwa tujuan rapat merupakan tindak lanjut dari penandatanganan MoU Pemprov Sumbar dengan Kementerian Perhubungan pada Selasa (27/1).

“Dalam rapat ini kita melihat program yang masuk dalam Trans Sumatera Barat pada panjang koridor 6  ini sekitar 254,09 KM, sementara untuk koridor 8.251,01 KM. Untuk tahun 2015, kita fokus pada koridor 6 dahulu, kita maksimalkan penuntasannya sesuai dengan tugas kewenangan, baik oleh provinsi, Kabupaten Sijunjung, dan Kota Sawahlunto,” papar Irwan.

Irwan pun mengungkapkan bahwa Pemprov Sumbar sudah meminta Kadis Perhubungan untuk secepatnya berkoordinasi dengan pihak terkait, untuk dapat menjadi bahan usulan kepada Kementerian Perhubungan RI, yang akan segera dimasukan dalam APBN-P tahun 2015.

“Kita patut bangga Pemkab Sijunjung dan Pemko Sawahlunto telah menyatakan diri siap, dalam mensosialisasikan program ini agar berjalan baik di Sumatera Barat. Karena program ini hampir secara keseluruhan dibiayai oleh APBN,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan dari PT KAI menyampaikan ada beberapa ruas jalan kereta api yang dibangun pada masa penjajahan Belanda, telah dibongkar. Seperti beberapa titik di Sawahlunto-Muaro dan beberapa titik di Kayu Tanam.

“Kemudian kita juga mengetahui jalur jalan kereta api yang ada saat ini hanya dapat pada kecepatan rendah, sehingga perlu juga dipikiran, jika terjadi kebutuhan yang lebih kuat lagi, perlu langkah-langkah perbaikan dan pengembangan jalur ini. Agar pembangunan jalur koridor 6 ini dapat sejalan dengan pembangunan jalur Dumai-Pekanbaru-Muaro, agar ada koordinasi yang jelas sehingga pembangunan jalur ini dapat sejalan,” jelasnya.

PT KAI juga mengingatkan Pemprov serta pihak terkait mengenai kondisi geografis Sumatera Barat.

“Menyikapi kondisi daerah Sumatera yang memiliki tanah labil, rawan bencana, diharapkan juga melihat tata letak struktur tanah, dengan tidak dekat sungai dan daerah rawan longsor, serta juga kekuatan memperhatikan kekuatan gempa,” ujarnya.

Sumber: Humas Pemprov Sumatera Barat