PKS: Persoalan Struktural Hambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
JAKARTA (18/4) -- Baru-baru ini Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi kembali proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia termasuk Indonesia dalam World Economic Outlook (WEO): Managing Divergent Recoveries pada bulan ini.
IMF terlihat mempunyai pandangan yang positif terhadap proses recovery, dan memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan mencapai 6 pertumbuhan naik dari proyeksi Januari 2021 sebesar 5.5 persen.
Sayangnya untuk Indonesia proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia justru turun menjadi 4.3 persen dari 4.8 persen di proyeksi Januari 2021.
"Terlepas dari dampak persoalan Covid yang jelas berpengaruh terhadap proyeksi pertumbuhan di 2021, lemahnya infrastruktur kesehatan ditambah berbagai persoalan struktural yang lain berkontribusi menghambat pertumbuhan ekonomi kita,” ujar Ketua Departemen Ekonomi dan Pembangunan, Bidang Ekuin, DPP Partai Keadilan Sejahtera, Farouk Abdullah Alwyni.
Farouk mengatakan, dalam tahun ini sudah dua kali proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diturunkan oleh IMF. Dalam laporan WEO Oktober 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan diproyeksikan akan mencapai 6.1 persen.
“Memang proyeksi IMF terkadang berubah-rubah dalam satu tahun, dan tidak bisa dijadikan pegangan pokok, tetapi proyeksi ini paling tidak bisa dijadikan salah satu indikasi dalam mengevaluasi pertumbuhan ekonomi kita," kata Farouk.
Farouk menyampaikan berdasarkan proyeksi terakhir IMF, pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2021 ini bahkan dibawah rata-rata negara yang dikategorikan ASEAN-5 (4.9%) seperti Filipina (6.9%), Malaysia (6.5%), dan Vietnam (6.5%).
Indonesia hanya berada diatas Thailand (2.6%), tetapi juga masih jauh berada dibawah rata-rata negara-negara berkembang di Asia (Emerging and Developing Asia) dan negara-negara berkembang dan berpendapatan menengah umumnya (Emerging Market and Middle-Income Economies) yang diproyeksikan akan tumbuh masing-masing 8.6% dan 6.9%.