Perempuan dan Keluarga dalam Syiar Idul Fitri Kala Pandemi

Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Kurniasih Mufidayati
Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Kurniasih Mufidayati

Kurniasih Mufidayati
Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga

Alhamdulillah sbentar lagi Allah SWT akan pertemukan kita dengan Hari Raya Idul Fitri. Hari besar umat Islam. Hari kebahagiaan umat Islam. Walau ada kesedihan mendalam karena harus berpisah dengan Ramadhan.

Waktu Idul Fitri adalah waktu berbahagia bagi orang-orang yang berpuasa. Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiraan ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya.” (HR Muslim).

Inilah Hari Kegembiraan. Bahkan pada Idul Fitri, Rasulullah SAW secara khusus meminta seluruh anggota keluarga, dari yang masih bayi sampe lansia, agar hadir dalam solat Ied dan menjadi ujung tombak syiar. Dalam Idul Fitri terkandung hakikat syiar. Inilah Islam dalam kegembiraan. Inilah wajah Islam Rahmatan Lil'alamin.

Dalam sebuah hadits dari Ummu ‘Athiyah radliyallahu ‘anha, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kami untuk mengajak keluar kaum perempuan pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, baik perempuan ‘awatiq (wanita yang baru baligh), wanita haid, maupun gadis yang dipingit. Adapun wanita haid, mereka memisahkan diri dari tempat pelaksanaan shalat dan mereka menyaksikan kebaikan serta dakwah kaum muslimin. Aku berkata: ‘Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab.’ Beliau menanggapi: ‘Hendaklah saudarinya (maksudnya sesama muslimah) meminjamkan jilbab kepadanya’,” (HR Bukhari dan Muslim).

Kaum perempuan dan keluarga memiliki peranan penting dalam syiar Idul Fitri. Perempuan diminta untuk hadir dalam shalat Idul Fitri. Meskipun sedang haid. Sebab ada kebersamaan yang ingin ditunjukkan. Bahwa sesama Muslim adalah bersaudara. Bahwa kebahagiaan ini harus dirasakan oleh semua.

Syiar Kala Pandemi

Namun, hari ini kita menyadari bahwa situasi di Indonesia dan dunia masih terpapar pandemi. Tahun lalu kita banyak menunaikan shalat Idul Fitri di rumah bersama keluarga.

Tahun ini tak jauh berbeda. Dalam situasi aman, maka perempuan dan semua anggota keluarga disunnahkan menghadiri shalat Idul Fitri bersama-sama sebagai bagian dari syiar. Namun, dalam situasi pandemi ada situasi baru yang harus kita perhatikan benar. Perempuan dan keluarga tetap berperan besar dalam syiar ini, meski dalam pandemi.

Tahun ini kebijakan tentang ada tidaknya shalat Idul Fitri bersama-sama diserahkan ke pemerintah daerah masing-masing. Secara umum ada imbauan dari Kementerian Agama. Tetapi, alangkah baiknya kita tetap mengikuti anjuran ulama dan pemerintah khususnya pemerintah daerah.

Sebab kondisi per wilayah saat ini sangat situasional. Angka positif dan penularan kembali tinggi. Berbagai upaya pengetatan dilakukan.

Bagi daerah yang diperbolahkan melaksanakan shalat Idul Fitri, tetap hati-hati dan jalankan semua aturan Protkes dengan ketat. Niatkan sebagai syiar meski dalam situasi pandemi.

Majelis Ulama Indonesia telah mengeluarkan Fatwa Nomor 28 Tahun 2020 Tentang Panduan Kaifiat Takbir dan Shalat Idul Fitri Saat Pandemi. Kita, umat Islam di Indonesia bisa merujuk kesana. Bagaimana tatacara gema takbir dan shalat Idul Fitri kala pandemi.

Ikutilah ulama, insyaAllah ada keberkahan. Timbang berbagai hal. Namun satu yang pasti, syiar Idul Fitri tak boleh sepi. Ada banyak sarana dan media yang kini bisa kita gunakan, tanpa harus mengurangi kebahagiaan menjalankan lebaran.

Gunakan teknologi, bagikan setiap momen kebahagiaan keluarga. Sebarkan kepada dunia. Bahwa Islam telah hadir dalam bentuk terbaiknya saat Idul Fitri. Bahwa perempuan tetap bisa menjadi penjaga bagi keluarga untuk terus mengagungkan Asma Allah SWT. Lewat berbagai sarana. Lewat berbagai media.

Mewakili segenap pengurus Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Partai Keadilan Sejahtera, kami mengucapkan

Selamat Idul Fitri 1442 H
Taqaballahu Minna wa Minkum
Mohon Maaf Lahir dan Batin