Pemerintah Harus Sigap Perhatikan Pengungsi Longsor Cimerak
JAKARTA (30/3) - Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Yudi Widiana Adia meminta Pemerintah Kabupaten Sukabumi memerhatikan penanganan pengungsi korban longsor Cimerak, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Yudi juga meminta Pemkab Sukabumi mulai menyiapkan lokasi untuk relokasi pengungsi mengingat kondisi tanah di kawasan tempat terjadinya longsor bersifat labil dan rawan terulang kejadian serupa.
“Saat ini pengungsi membutuhkan tempat hunian sementara karena karena lokasi kejadian masih rawan longsor susulan. Kami berharap Pemerintah Kabupaten Sukabumi bergerak cepat menyediakan hunian sementara untuk para pengungsi,” harap Yudi dalam siaran persnya, Senin (30/3).
Yudi mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar kebutuhan pengungsi disediakan, terutama bahan makanan, pakaian, dan obat-obatan.
Berdasarkan laporan dari lapangan, longsor mengakibatkan 12 korban jiwa meninggal, dimana satu orang hingga siang tadi (Senin, 30/3) belum berhasil ditemukan. Selain itu sebanyak 97 kepala keluarga atau sekitar 293 jiwa harus mengungsi. Dilaporkan juga bahwa 10 rumah warga mengalami rusak berat akibat tertimbun tanah.
“Berdasarkan laporan BNPB, sudah ada peringatan dari BNPB mengenai sejumlah daerah yang rawan longsor termasuk di Kabupaten Sukabumi. Sayangnya sistem peringatan dini tidak berjalan,” sesal Yudi.
Banyaknya daerah longsor di Kabupaten Sukabumi diakibatkan bertambahnya penduduk dan pemukiman yang menempati daerah-daerah rawan longsor tanpa didukung mitigasi struktural dan non struktural yang memadai menyebabkan risiko tinggi longsor. Bahkan Kabupaten Sukabumi menempati posisi ketiga kawasan rawan bencana di Indonesia.
“Kami meminta pemerintah daerah mengaktifkan sistem peringatan dini mengingat Sukabumi merupakan daerah rawan bencana alam terutama longsor. Berdasarkan laporan BNPB, Sukabumi termasuk kawasan paling labil sehingga potensi longsor cukup tinggi. Sebagai daerah rawan bencana, maka sistem peringatan dini maupun sistem mitigasi bencana di Sukabumi harus menempati prioritas tinggi,” tutupnya.