Pejuang Kemanusiaan dan Kader Terbaik PKS Bali Berpulang
DENPASAR (20/3) - PKS kembali kehilangan kader terbaiknya di Bali. Dalam usia yang masih muda, Yudatama Adwin Nugraha menghembuskan nafas terakhir di usia 33 tahun tepat pada Jumat (20/3) pukul 15.18 WITA.
"Sejak kecil kami tahu, Yuda adalah anak yang baik. Anak ini adalah rijalun sholeh (pemuda sholeh). Masa hidupnya disibukkan dengan kegiatan dakwah keislaman dan untuk masyarakat," cerita Ketua DPP PKS Wilayah Bali dan Nusa Tenggara (Wilda Bali Nusra) Oktan Hidayat saat memberi sambutan perwakilan dari keluarga almarhum di Pemakaman Kampung Jawa, Denpasar, Jumat (20/3).
Berdasarkan rilis PKS Bali, Yuda dikabarkan tidak enak badan secara tiba-tiba usai mengisi kajian pekanan pada Rabu (18/3). Pada Kamis (19/3) dini hari Yuda langsung dirujuk ke ICU (Intencive Care Unit) Jantung RSUP (Rumah Sakit Umum Pusat) Sanglah Denpasar, Bali. Yuda pun dikabarkan meninggal dunia pada Jumat (20/3) sore.
Ketua DPW PKS Bali, Mudjiono mengatakan Yuda merupakan sosok kader PKS teladan. Yuda dikenal mudah bergaul dengan siapa saja dan pekerja keras.
"Pak Yuda merupakan sosok yang bisa bersahabat dengan siapa saja. Ia tangguh dan penuh semangat, pekerja keras, tak pernah mengeluh, serta teguh dalam menjalankan amanah. Sungguh pribadi yang patut untuk diteladani bagi teman-teman yang lain," ujar Mudjiono.
Sementara itu, kabar meninggalnya Yuda juga mendapat respon turut berduka cita dari masyarakat melalui media sosial. Salah satunya akun resmi Facebook (FB) Muallaf Foundation. Lembaga pembinaan muallaf di Bali tersebut menulis bahwa mereka kehilangan sosok mujahid dakwah di Pulau Dewata.
"Allah telah memanggil salah seorang pengurus dan pengajar terbaik Muallaf Foundation Bali. Dedikasi dan pengorbanan serta ketulusan yang tiada tara. Sejak masih kuliah hingga menikah tiada berkurang kecintaannya kepada keluarga besar Muallaf Foundation Bali. Rasa cinta yang begitu besar mengalahkan rasa sakit yang dideritanya. Kami menjadi saksi bahwa Ustadz Yudatama adalah salah seorang mujahid dakwah di Pulau Bali ini," tulis status resmi FB Muallaf Foundation.
Selain Mualaf Foundation, respon duka juga berasal dari salah satu sahabat baik Yuda, Ichwan Aribowo.
"Tercapai juga apa yg snantiasa kau inginkan ..dan kau lantunkan setiap hari...saudaraku.....waamitna 'ala syahadati fi sabilillik, innaka ni'mal maula wa ni'mannashir...," kenang Ichwan dalam komentar kabar duka di Facebook.
Almarhum Yuda dikenal sebagai sosok pribadi yang ramah dan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Ia merupakan aktivis sosial kemanusiaan. Banyak kontribusi yang telah diberikan kepada masyarakat meski usia masih muda. Salah satunya, perintis klinik kesehatan gratis untuk masyarakat di Bali, LKM (Layanan Kesehatan Masyarakat), yang kemudian dengan kerja keras Yuda, terbentuk Rumah Sehat Madani (RSM). Setiap tahun RSM Bali telah melayani lebih dari sepuluh ribu penerima manfaat.
Tidak hanya kiprah di bidang kesehatan, bersama rekan-rekannya, suami dari Aulia Safira tersebut merupakan salah satu perintis dan pembina Muallaf Foundation. Di masa kuliahnya, Bapak yang meninggalkan dua orang putra itu merupakan Pendiri Moslem Science Community (MSC) Universitas Udayana pada tahun 2002. Almarhum juga pernah menjadi Kepala Departemen Pembinaan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Universitas Udayana.
Sedangkan di tahun 2014 saat Pemilihan Umum Legislatif, Almarhum Yudatama diamanahkan oleh partai sebagi calon legislatif (caleg) DPRD Kota Denpasar. Yuda berjuang dari Daerah Pemilihan (Dapil) Denpasar Barat I. Meski tak lolos, baik dalam situasi pemilu maupun tidak pemilu, pemuda yang baru menjalankan bisnis apotek itu terus berkontribusi untuk masyarakat.
Sumber: Humas PKS Bali