Nasihat Aisyiyah untuk Perempuan PKS

JAKARTA (22/12) – Pengurus Bidang Perempuan (Bidpuan) Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS mengunjungi Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Masyitoh Chusnan di kampusnya. Dalam pertemuan itu, Masyitoh yang juga tokoh senior Aisyiah memberi nasehat kepada kaum perempuan PKS.

Masyitoh memberi masukan kepada PKS yang sering menghadapi berbagai kendala selama menggunakan “jubah partai politik”, agar para kader dan simpatisan partai dakwah ini menghadapi dengan sabar berbagai tantangan.

“Ya hadapi dengan tidak secara frontal, ikuti saja, mungkin itu tantangan, hadapi dengan soft saja. Tetaplah berdakwah!” ucap Masyitoh, di Ruang Rektor UMJ, Ciputat, Jakarta Selatan, pada Senin (22/12).

Selain memberikan semangat, kepada pengurus Bidpuan DPP PKS yang datang bersilaturrahmi, Masyitoh juga memberikan masukan konstruktif untuk partai berlambang padi terapit dua bulan sabit ini. “Sebenarnya saya tidak ada kritik ya, saya melihatnya positif saja. Mungkin perlu dibenahi saja itu komunikasi dengan ‘bawah.’ Karena bagaimanapun action itu lahir dari grassroot. Sedangkan pusat biasanya terfokus dengan policy (kebijakan),” saran Masyitoh.

Masyitoh juga menyatakan sangat salut atas komitmen dakwah perempuan-perempuan PKS

“Perempuan-perempuan PKS itu luar biasa perjuangannya, terutama pada ghirrah ad-din (bersemangat tinggi menegakkan agama) dan ghirrah al-a’mal (bersemangat tinggi melakukan amalan). Makanya saya senang bila kita (Aisyiyah dan Bidpuan PKS) bisa bergandengan tangan,” kata Masyitoh yang juga tokoh senior Aisyiyah tersebut.

Tidak hanya kiprah perempuan, secara umum Masyitoh mengagumi gerakan kader PKS yang konkret dan konsisten menjadikan masjid sebagai pusat dakwah. “Saya melihat kelebihannya PKS itu pondasi untuk berdakwah dipegang kuat. Misalnya, menjadikan masjid sebagai pusat dakwah. Itu kan sejak zaman Islam (dahulu). Itu yang kita salut, umumnya (kader PKS) tekun. Dan dalam sejarah, dakwah Rasulullah datang dari masjid. Ketekunan ini yang perlu diteladani,” ujar tokoh Kaukus Perempuan dan Kowani itu.

Lebih lanjut, Masyitoh mengutarakan ingin berjuang menegakkan nilai-nilai Islam bersama PKS. Masyitoh meyakini adanya kesamaan visi Muhammadiyah dan Aisyiyah dengan PKS. Meskipun, ujarnya, PKS berjuang di ranah politik praktis, sedangkan Masyitoh dan institusinya bergerak atas nama organisasi masyarakat yang lebih sosial dan fleksibel.

“Meskipun saya juga ditarik di lembaga perempuan lain, namun saya tetap memegang kuat nilai-nilai agama. Saya tidak akan lepas dari dalil-dalil maupun ayat-ayat, terutama tentang perempuan. Bagaimanapun kita (Aisyiyah) tetap on the track,” tegas tokoh yang fokus meneliti tasawuf dalam Muhammadiyah itu.

Silaturrahim dengan Masyitoh Chusnan merupakan salah satu agenda Bidpuan DPP PKS dalam memaknai Hari Ibu 2014. Sejak awal Desember 2014 pengurus Bidpuan telah berkeliling ke tokoh-tokoh nasional perempuan secara bergantian guna menghimpun masukan konstruktif untuk kebaikan PKS. Beberapa tokoh yang dikunjungi antara lain Hakim Konstitusi Maria Farida, Akademisi Chusnul Mar’iyah, serta Senator Fahira Idris.

Keterangan Foto:

Masyitoh Chusnan (berjilbab orange) bersama pengurus Bidpuan DPP PKS.