Kuatkan Komitmen Pelayan Rakyat, PKS Gelar Pelatihan Relawan Kesejahteraan Sosial

Jakarta-- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Bidang Kesejahteraan Sosial menggelar Pelatihan Relawan Advokasi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial, di Kantor DPTP PKS, Jakarta pada Ahad (30/10/2022). 

Kegiatan tersebut dihadiri Wakil Ketua Majelis Syura PKS Ahmad Heryawan, Presiden PKS Ahmad Syaikhu, Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial DPP PKS Netty Prasetyani, dengan narasumber Anies Baswedan founder Indonesia Mengajar dan Anis Hidayah selaku founder Migrant Care. 

Ketua Bidang Kesejahteraan Sosial DPP PKS, Netty Prasetyani menuturkan kegiatan pelatihan tersebut sebagai komitmen PKS untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh rakyat Indonesia. 

"Hari ini kami bidang Kesos ingin menguatkan komitmen PKS sebagai partai yang menjadi pelayan bagi seluruh rakyat Indonesia tentu bersama komponen bangsa lainnya menyelesaikan permasalahan sosial," tutur Netty

Netty menyebut, masalah kesejahteraan sosial adalah yang menurut Permensos No 5/2019, dimana ada 26 kelompok Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang masuk dalam data terpadu kesejahteraan sosial.

“Mulai dari bayi terlantar, anak berhadapan dengan hukum, masyarakat adat hingga migran bermasalah merupakan warga yang harus mendapatkan uluran tangan. Dan seluruh kader PKS berkomitmen untuk menjadi bagian dari relawan advokasi untuk memberikan layanan kesejahteraan sosial tersebut,” ungkap Netty.

Ia kemudian menjelaskan, pasca dilanda pandemi, angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia mengalami kenaikan yang otomatis bertambahnya jumlah keluarga pra sejahtera. 

"Angka kemiskinan kita bertambah tinggi yaitu hingga 10 persen, pengangguran bertambah banyak sekitar 15 juta orang menurut APINDO, 17 persen KK di Indonesia adalah kelompok keluarga pra sejahtera menurut BKKBN, serta hampir 52 persen kepala keluarga di Indonesia tidak bersekolah dan hanya lulusan SD,” ungkapnya lagi.

Lebih jauh, Anggota Komisi IX DPR RI mengungkapkan mewujudkan cita-cita bangsa yaitu kesejahteraan menjadi tantangan tersendiri setelah 77 tahun kemerdekaan. 

"Di usia 77 tahun, sudah saatnya kita mewujudkan satu kata yang mudah untuk diucapkan tapi sulit untuk diwujudkan, yaitu kesejahteraan," pungkas Netty.