Jadikan Rasulullah SAW sebagai Barometer Tokoh Paling Diidolakan

Palu (11/1) – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus menjadi pengingat bagi kaum muslimin untuk secara nyata menjadikan Rasulullah sebagai barometer tokoh yang paling diidolakan, mulai dari lisan hingga perbuatannya. Demikian kata Ketua Bidang Humas Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Tengah, Iwan Rifai saat memberi ceramah Maulid Nabi Muhammad SAW di gedung Sekolah Swasta Madani Satu Atap, Kota Palu, Ahad (11/1).

“Dalam salah satu usaha meneladani Nabi SAW, kaum muslimin membaca doa-doa atau pujian yang tertulis dalan Kitab Barzanji. Di dalam kitab itu terdapat dua penggalan kalimat yang berbunyi, Nabi itu adalah manusia biasa, tetapi dibandingkan dengan manusia pada umumnya beliau adalah manusia yang sangat luar biasa,” kata pria yang akrab disapa Ustadz Iwan itu.

Manusia biasa, lanjut Ustadz Iwan, disebabkan Nabi seperti manusia pada umumnya. Nabi makan dan minum, beristeri, memiliki anak, tidur, berpuasa, dan berbagai perilaku lain yang sama dengan orang pada umumnya. Namun, Rasulullah juga manusia yang memiliki kelebihan dibandingkan orang awam, yaitu menerima wahyu berupa mukjizat Al Quran.

“Kalau diibaratkan batu Nabi itu intan berlian nilainya sangat tinggi, sebesar biji kacang hijau saja itu harganya jutaan, kalau itu kita berikan kepada isteri atau sahabat kita sebagai hadiah pastilah sangat senang. Nah kalau kita manusia pada umumnya hanya batu biasa saja ada nilainya sekitar 250 ribu satu track, untuk batu fondasi,” candanya.

Ustadz Iwan menambahkan dalam setiap tahun peringatan Maulid Nabi SAW terdapat kebaikan yang membawa banyak manfaat bagi kaum muslimin. Mulai dari silaturrahim dengan sesama umat Islam, hingga menguatkan kembali memori tentang perjuangan Nabi SAW.

“Seperti situasi bagaimana ketika kaum Ansor dan kaum Muhajirin dipersaudarakan oleh Rasul SAW dalam sebuah ikatan aqidah Islam dan yang tidak bisa kita lupakan ketika Rasul akan wafat. Beliau masih mengingat kita umatnya ini dengan mengucap ‘Ummati Ummati Ummati’ sebanyak tiga kali, sungguh kami bershalawat kepadamu wahai Nabi SAW,” ucap Ustadz Iwan yang diikuti shalawat dari seluruh jamaah.

Ustadz Iwan juga mengingatkan mengenai peristiwa sakaratul maut Rasulullah SAW yang masih meminta Allah SWT agar umatnya juga dimasukan ke dalam surga. Oleh karena itu, mengingat perjuangan Nabi dan kebaikannya di setiap waktu, sangat penting dilakukan oleh kaum muslimin, tidak hanya saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

“Bagi kita yang saat ini melaksanakan maulid-nya tetap taat melaksanakan sunnahnya, walaupun tidak melihat Rasul secara langsung, tetapi melalui kisah-kisahnya dalam Al Quran, Hadist, literatur kitab-kitab para ulama, banyak kitorang dapat di toko-toko buku. Kalau kita yang di Palu itu banyak dijual di remedial atau bisa juga di dilihat di internet,” pesan Ustadz Iwan.

Ustadz Iwan berharap peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dapat membawa perubahan, terutama krisis kepemimpinan bangsa.

“Semoga momen peringatan kelahiran Nabi SAW ini membawa perubahan dan kebaikan bagi kita semua bangsa Indonesia dalam menyikapi krisis keteladanan pemimpin di negeri yang mayoritas muslim ini,” tutupnya.

Sumber: Humas PKS Sulawesi Tengah