Habib Salim Segaf: Peluang Jadi Orang Baik Besar di Bulan Ramadhan

Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri saat mengisi Tarhib Ramadan yang disiarkan secara daring oleh PKS TV pada Senin (20/4/2020) malam. (Donny/PKSFoto)
Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri saat mengisi Tarhib Ramadan yang disiarkan secara daring oleh PKS TV pada Senin (20/4/2020) malam. (Donny/PKSFoto)

Jakarta (20/4) - Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri menyebut datangnya bulan Ramadhan adalah kesempatan besar seseorang menjadi orang yang baik.

Habib Salim menegaskan, keutamaan bulan Ramadhan yang besar dengan pahala yang dilipatgandakan adalah peluang besar bagi manusia untuk meraup segala kebaikan.

"Peluang menjadi orang baik sangat besar di bulan Ramadhan. Pahalanya luar biasa dilipatgandakan. Pahalanya langsung dari Allah. Yang diuntungkan tentu saja adalah manusia. Sungguh kita bersyukur menjadi umat Rasulullah SAW yang mencintai umatnya," ujar Habib saat mengisi Tarhib Ramadan yang disiarkan secara daring oleh PKS TV pada Senin (20/4/2020) malam.

"Semua kita memiliki peluang. Kalau cinta sama Allah selalu sebut nama-Nya. Kalau cinta Rasulullah ikuti teladannya," kata dia menambahkan.

Bagi orang berpuasa memiliki dua kegembiraan. Gembira saat berbuka dan saat bertemu dengan Allah SWT. Bahkan ada pintu khusus di surga untuk orang berpuasa yakni Arroyan.

"Hikmahnya banyak jika Allah memerintahkan kita untuk berpuasa. Ada satu perjalanan yang tidak ada berhentinya. Yaitu perjalanan ke akhirat. Ramadan adalah salah satu bekal kita untuk menuju perjalanan ini," tutur Habib.

"Pasti ada perjalanan ada tantangan di dalam dan di luar. Ketika orang berpuasa bisa merasakan orang fuqoro wa masakin. Muncul sifat itsar, sifat berbagi. Dilatih untuk jujur dan tidak berbohong. Ia yakin Allah SWT melihat. Perasaan ini kalau dibawa 11 bulan lainnya akan terbawa. Dia akan menjadi laallakum tattaqun. Agar engkau jadi orang bertakwa," ungkap dia.

Habib Salim juga sempat menyinggung soal kerapnya muncul pertanyaan jika setan dibelenggu saat Ramadhan mengapa masih banyak orang bermaksiat atau berbuat yang mengganggu?

Habib Salim Segaf Al-Jufri memiliki jawaban soal itu dengan sebuah analogi cerita. "Setan masih dibelenggu mengapa masih ada yang berbuat maksiat? Analoginya ada anjing galak yang menyerang manusia. Sudah dibelenggu tapi yang dekat-dekat akan kena juga (gigitannya)," tutur Habib Salim

Ia mengutip Alquran Surah Yusuf ayat 53 tentang nafsu yang selalu mengajak keburukan kecuali nafsu yang mendapatkan petunjuk Allah SWT.