DPR Minta Pemerintah Dorong BUMN Farmasi Sediakan Keperluan Antisipasi Corona

Komisi VI Fraksi PKS DPR RI Nevi Zuairina
Komisi VI Fraksi PKS DPR RI Nevi Zuairina

Jakarta (04/03) -- Pasca kesibukan Kementerian BUMN membentuk BUMN Farmasi dimana PT. Bio Farma menjadi induk perusahaannya, Anggota DPR RI komisi VI, Nevi Zuairina meminta kementerian BUMN bersama BUMN Farmasi fokus menjamin ketersediaan stock produk pencegahan terhadap virus Corona. Sesuai tujuan awal, bahwa adanya holding BUMN farmasi terdiri dari PT Kimia Farma Tbk (KAEF), PT Indofarma Tbk (INAF), dan PT Phapros Tbk (PEHA) bertujuan memperkuat kamandirian industri dan meningkatkan ketersediaan produk.

"Dalam waktu dekat ini, masker N95 Kimia Farma (KAEF) yang telah habis diborong BNPB bulan lalu, mesti segera tersedia kembali. Ketersediaan retail di seluruh penjuru toko di Indonesia mesti tersedia dengan mudah. Bila ini tidak segera dikondisikan, makan kedepannya akan ada yang memanfaatkan situasi di air keruh dengan permainan supply dan demand," ujar Nevi.

Legislator Sumatera Barat II ini mulai menemukan di berbagai wilayah, terutama daerah destinasi wisata, masker sudah mulai sulit ditemukan. Alasan yang selalu sama adalah, sudah barusan di borong orang. Ini kata Nevi, ibarat hukum rimba, yang punya sumber daya finansial berusaha menyelamatkan kepentingan pribadi tanpa peduli kebutuhan orang lain.

Politisi PKS ini mengatakan, bahwa kemunculan pembentukan holding farmasi tahun 2020 ini, yang dilatarbelakangi oleh tren sektor kesehatan global di negara berkembang maupun negara maju, saat ini merupakan ajang pembuktian mampu memberikan kontribusi negara melindungi rakyatnya dari ancaman virus corona. Adanya holding farmasi ini diharapkan produk farmasi dapat tersebar secara merata ke seluruh pelosok negeri.

"Menteri BUMN melalui Surat Edaran Nokor SE-1/MBU/03/2020 Tentang Kewaspadaan terhadap Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) kan sudah jelas regulasinya. Tapi yang paling penting adalah implementasi dan evaluasi dari surat edaran ini hari demi hari karena saat ini kita bukan berhadapan dengan masalah yang sepele. Negara kita saat ini sudah menjadi sorotan dunia berkaitan tentang keseriusan pada penanganan ancaman virus corona," tegas Nevi.

Nevi menjelaskan, hal penting yang perlu diperbuat kementerian BUMN untuk menunjang dan mendukung kegiatan pencegahan virus corona selain yang dilakukan oleh BUMN farmasi adalah maslah kepastian lancarnya distribusi logistik dan penyediaan energinya. Untuk itu ia meminta dengan tegas agar pemerintah melalui kementerian BUMN dapat memastikan pengangkutan dan logistik darat, laut dan udara dapat terus siap siaga. Selain itu, BUMN Migas dan Energi yang dibutuhkan oleh masyarakat, juga akan signifikan pada dukungan distibusi logistik pada armada pengangkutannya.

Legislator PKS ini menekankan, Negara kita harus mulai mampu menghadapi panic buying dalam menghadapi wabah dunia atau apidemi. SOP adalah hal penting untuk diterapkan pada kasus atau keadaan apapun selayaknya seperti negara maju. Beberapa bulan lalu, hampir semua negara maju seperti Amerika menerapkan SOP yang disiplin berkaitan dengan pelayanan dan pencegahan bidang kesehatan. Bahkan di Wuhan pusat corona muncul sudah menerapkan SOP dan salah satu buktinya telah berdiri rumah sakit hanya hitungan hari melayani suspect corona. Di beberapa negara Eropa, Masker mampu di produksi dalam sepekan sekaligus distribusinya memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat di tiap daerah. Ini akan menjadikan hilangnya para spekulan atau kejahatan penimbunan yang menyebabkan suatu produk menjadi langka atau mahal.

"Negara kita memang sebaiknya lebih meningkatkan kewaspadaan terhadap segala ancaman biologis ini. Lebih baik mencegah, dari pada mengobati. Dari segi kerugian baik materil maupun imateril akan jauh lebih baik mencegah dari pada terlanjur kejadian. Hal lain yang perlu kontribusi kementerian BUMN untuk membantu pemerintah agar ada langkah kongkrit mewujudkan kestabilan ekonomi, menjaga pertumbuhannya dan menstabilkan daya beli masyarakatnya," tutup Nevi Zuairina.