Dewan Tegaskan Pentingnya Peran Pembimbing Jamaah Haji di Arafah
Arafah (22/9) – Anggota Komisi VII DPR RI Abdullah Fikri Faqih menegaskan bahwa peran pembimbing, ketua kloter, ketua rombongan, dan ketua regu sangat penting dalam proses keberangkatan jemaah haji ke Arafah, Selasa (22/9). Hal tersebut mengingat terjadi keterlambatan penjemputan jamaah haji dari pemondokan untuk menuju Arafah sehingga menyebabkan para jamaah haji berebut ketika bus datang.
“Jamaah haji Indonesia diminta siap pukul 7.00 pagi waktu Arab Saudi baru dijemput pukul 11 siang. Adapun yang diminta siap pukul 11.00 siang, baru dijemput pukul 14.00 waktu setempat. Sehingga ketika bus datang para jamaah sudah tak sabar dan saling berebut,” terang Fikri.
Sehingga peran dari pembimbing dan ketua rombongan yang sabar dan terampil sangat penting menurut Fikri. “Pembimbing yang sabar dan trampil untuk memfasilitasi perjalanan panjang yang minim istirahat ini sangat penting. Terlebih 64,5% jamaah termasuk golongan risiko tinggi (risti). Perlu ada konsep yang matang ke depan sehingga tugas pemerintah untuk menyelenggarakan ibadah haji terpenuhi, baik dari aspek pelayanan, pembinaan maupun perlindungan,” ujar Fikri.
Setiba di Arafah, jamaah haji dapat melakukan berbagai aktifitas ruhiyah; seperti berdzikir, berdoa, tilawah, Shalat Dhuha, sunnah mutlak, dan sebagainya. Kemudian secara formal kegiatan wukuf dimulai dengan diawali Shalat Zhuhur dan Ashar yang dijama’-qashar dilanjutkan Khutbah Wukuf dan berdoa. Pada saat itulah, diyakini bahwa malaikat turun dan semua doa akan dikabulkan. Aktifitas ini akan berlangsung hingga menjelang Maghrib. Sebelum Maghrib, mereka akan antri ke Hammam untuk buang hajat dan berwudhu, bersiap untuk Shalat Maghrib dan Isya.
Selepasnya, jamaah antri penjemputan untuk ke Muzdalifah dan mengambil kerikil sejumlah 49 bagi yang nafar awal dan 70 bagi yang nafar tsani. “Malam itu juga jamaah haji bergerak menuju Mina untuk langsung melempar jumrah ula, wustho, aqobah. Bagi yang nafar awal akan mabit hingga 12 Dzulhijjah dan bagi yang nafar tsani akan mabit sampai 13 Dzulhijjah. Usai jamarat dan mabit di Mina, biasanya mereka langsung ke Masjidil Haram untuk Thawaf Ifadhah, Sa’I, dan Tahallul menyelesaikan rangkaian ibadah haji,” pungkas Fikri.