Cara Idris-Imam Tangani Pandemi Baik Kesehatan dan Ekonomi di Depok
Depok (12/10) - Calon Wakil Walikota Depok Imam Budi Hartono menjelaskan apa yang dilakukan pasangannya, Idris Abdul Somad dan dirinya untuk menangani pandemi baik secara kesehatan maupun kesehatan.
"Alhamdulillah di zamannya Pak Kiai Idris sekarang sudah dibuat rumah sakit baru, mudah-mudahan bisa menambah apabila ada pasien, tapi mudah-mudahan tidak ada pasien (covid-19), ini sebagai antisipasi rumah sakit baru. Kemarin di wilayah barat, di Sawangan, sekarang akan muncul rumah sakit umum di wilayah timur di wilayah Tapos. Mudah-mudahan itu salah satu penanganan Covid-19 dalam masalah kesehatan," kata dia.
Hal tersebut dikatakan dalam Kupas Kandidat "Mencari Pelayan Rakyat" Menggali Strategi Penanganan Pandemi: Antara Ekonomi dan Kesehatan yang diadakan oleh Persada PKS, Senin (12/10/2020).
"Dengan penanganan kesehatan ini, anggaran-anggaran kesehatan ini baik dari APBN, provinsi Jawa Barat akan banyak jika kondisinya semakin banyak. Mudah-mudahan dengan rumah sakit baru anggarannya bisa masuk ke Depok untuk menangani covid-19 baik dari peralatannya, lalu juga SDMnya dan obat-obatannya juga. Mudah-mudahan tidak mesti pakai APBD Kota Depok tapi kita sudah menyiapkan rumah sakitnya. Maka kita ambil tuh anggaran dari pusat dan dari provinsi Jawa Barat," kata Imam.
Selain itu, kata dia, di masa pandemi ini banyak anak-anak muda Depok yang menganggur akibat dikeluarkannya karyawan atau pegawai dari perusahaannya. Banyak perusahaan gulung tikar, banyak karyawannya yang akhirnya menganggur.
"Untuk itu kita ingin membentuk program 5000 pengusaha baru dan 1000 perempuan pengusaha. Mudah-mudahan warga Depok siap untuk mentalnya yang tadinya pegawai, kita didik menjadi mental pengusaha. Kebetulan kita berada di industri 4.0, secara ekonomi pun secara paksa menggunakan industri 4.0, alias dengan cara online," kata dia.
"Kalau dulu mungkin programnya pelatihan. Sekarang pelatihan dikasih modal dan dibimbing. Tapi bukan itu dulu, yang pertama adalah membentuk mentalitas warga Depok sebagai warga pebisnis. Tukang nasi uduk aja bikinnya jam 2 pagi tapi mental pegawai baru subuh bangunnya. Jadi mental itu kita bentuk dulu untuk kesiapan program 5000 pengusaha baru dan 1000 perempuan pengusaha itu sukses karena mentalnya sudah dibentuk dulu," papar dia menambahkan.