Bertemu Ormas Pemuda di Madura, Presiden PKS Ingatkan Persiapan Hadapi Bonus Demografi

Madura-- Indonesia perlu bersiap menghadapi bonus demografi, ini dikarenakan Indonesia sebagai bangsa besar akan menjadi masalah tersendiri jika banyaknya penduduk yang berada dalam usia produktif tidak dipersiapkan dengan matang. 

Hal ini disampaikan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu dalam pertemuan dengan berbagai ormas yang ada di Pamekasan, Jum'at( 24/9/2021) di Sumenep Madura. 

"Bonus demografi ini, jika disiapkan sebaik-baiknya, Indonesia bisa tampil menjadi bangsa yang besar," ujar Presiden PKS Ahmad Syaikhu di depan para puluhan pemuda dari berbagai ormas yang hadir.

Namun jika tidak dimanfaatkan, ia melanjutkan, justru akan menjadi bencana tersendiri bagi bangsa. 

"Jika abai, justru akan jadi bencana. Seperti maraknya LGBT, seks bebas, narkoba, hal-hal yang akan menghancurkan bangsa ini," katanya.

Ia melanjutkan, keterlibatan pemuda di bidang politik merupakan sebuah keniscayaan jika ingin membangun bangsa lebih baik. 

Syaikhu memberi contoh, dengan melibatkan diri menjadi anggota legislatif bisa menjadi sarana untuk berjuang membangun bangsa.

"Di DPR ada fungsi pembuatan Undang-undang, juga berfungsi pengawasan agar kebijakan pemerintah mendukung kepentingan masyarakat, khususnya pemuda," ujarnya.

Anggota DPR RI dari PKS Amin Ak yang juga hadir memberi contoh kiprah PKS di legislatif. 

PKS menurutnya yang terbaru ini menolak RUU Haluan Idiologi Pancasila (HIP). 

Amin Ak menyampaikan bahwa RUU HIP ini harus ditolak karena dianggap fundamental. 

"Kami partai yang sejak awal menolak dengan tegas RUU ini. Alhamdulillah, dukungan masyarakat luar biasa, yang membuat pemerintah harus berpikir ulang untuk melanjutkan RUU HIP ini," jelasnya.

Penolakan dari PKS ini, menurutnya, diapresiasi oleh banyak kalangan termasuk ulama di Indonesia.

Amin melanjutkan, PKS juga menolak RUU Ciptakerja. Menurutnya, dalam RUU lebih banyak kemudharatan yang merugikan masyarakat kecil. 

Saat ini, ia melanjutkan, yang jadi perhatian publik RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS). 

"RUU ini di satu sisi melindungi wanita, tapi di sisi lain bisa menyebabkan munculnya seks bebas. Ini tentu saja tidak sesuai dengan karakter dan budaya bangsa kita," ujar keoada para pemuda yang hadir. 

"Intinya bagaima kita bisa berjuang untuk kepentingan yang berpihak pada masyarakat, pemuda harus berperan di sana," kata Amin.

Ketua DPW PKS Jatim Irwan Setiawan di depan puluhan pemudan yang hadir di kegiatan itu juga menyampaikan bahwa PKS memberi porsi khusus untuk para pemuda. 

"Kami punya bidang khusus sebagai tempat aktualisasi diri para pemuda. Yang ngisi pemuda, yang bikin program juga para pemuda, kami menjadikan pemuda sebagai subyek, bukan obyek," pungkasnya.

Pria 45 tahun itu kemudian mengajak para pemuda untuk berjuang bersama PKS membangun Indonesia.