Bang Zul: Pemerintah Harus Berani Geser Sekolah Terbaik ke Indonesia Timur

Ketua BPKD DPP PKS, Zulkifliemansyah (Donny/PKSFoto)
Ketua BPKD DPP PKS, Zulkifliemansyah (Donny/PKSFoto)

Jakarta (27/12) - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) yang juga Ketua Badan Pembinaan Kepemimpinan Daerah (BPKD) PKS Zulkieflimansyah mengatakan, Pemerintah harus berani membangun bahkan menggeser lembaga pendidikan terbaik ke Indonesia Timur. Hal ini perlu dilakukan agar masyarakat Indonesia khususnya para mahasiswa bersatu dan mampu merasa menjadi bagian dari negeri besar Indonesia secara utuh. Hal ini disampaikan Zulkieflimansyah dalam Diskusi Catatan Akhir Tahun 2021 DPP PKS, di akun instagram @PK_Sejahtera, Ahad (26/12/2021).

Pria yang akrab disapa Bang Zul itu menambahkan, sudah saatnya Indonesia berpikir out of the box, sekolah seperti STAN, STIS, STPDN itu mulai digeser ke Indonesai Timur, sehingga talenta-talenta terbaik mampu menginternalisasi makna menjadi Indonesia itu secara benar.

"Jadi tidak boleh sekolah-sekolah terbaik hanya ada di pulau Jawa saja, kirim kampus-kampus besar itu di Indonesia bagian timur, sehingga bayangan saya kalau Presiden berani buka STAN itu di Sulawesi Tengah, di Maluku Utara, saya kira talenta terbaik di Pulau Jawa itu akan kuliah di Sulawesi atau di Maluku lalu menikah dan berkeluarga maka kita akan bersatu, dan bersatu harus jadi ide besar, tidak hanya slogan yang dikampanyekan oleh buzer-buzer di media-media mainstream," kata Bang Zul.

Sebagai contoh, lanjut Bang Zul, di NTB ada Universitas Teknologi di Sumbawa yang menyediakan beasiswa untuk mahasiswa dari seluruh Indonesia. "Ini dari Aceh hingga Papua semua kita kasih beasiswa dan mereka tidak hanya mendapatkan gelar tapi mampu merasa menjadi bagian dari negeri besar yang bernama Indonesia ini," imbuhnya.

Selain bersatu, yang kedua adalah berdaulat. Bang Zul mengungkapkan, di NTB ada yang namanya beasiswa NTB untuk belajar di luar negeri. Mereka dikirim ke Eropa, dikirim ke Malaysia untuk meningkatkan rasa percaya diri. "Maka ketika orang Indonesia Timur kita kirim ke luar negeri mereka jadi confident. Kalau tidak begitu keliru kalau Indonesia ini mengirim orang dari Indonesia Timur untuk kuliah hanya di Pulau Jawa saja, mereka akan berkumpul di sana, menjadi organisasi mahasiswa kedaerahan yang biasanya organisasi kedaerahan itu semakin tidak cinta dengan pemerintah pusat karena melihat ketimpangan ekonomi yang menganga tajam, tapi kalau kita sekolahkan mereka di luar negeri bergemuruh rasa nasionalisme kita, kebangsaan kita untuk kemudian mereka kembali ke Indonesia Timur ini dengan semangat yang baru menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia," paparnya.

Lebih jauh Bang Zul menambahkan, setekkah bersatu dan berdaulat, yang ketiga adalah makmur, di NTB sendiri sudah dimulai bahwa tidak boleh berkutat pada komoditas tradisional yang punya tambah rendah tapi harus mengalami proses industrialisasi. "Artinya ada pendalaman struktur, mungkin kita sekarang ekspor jagung kita tepuki kemudian besok-besok jagung itu harus dikelola oleh science dan teknologi menjadi komoditas atau produk yang mempunyai nilai tambah yang lebih baik," ujarnya.

"Alhamdulillah covid menjadi blesing in this guise buat kita, jadi kita tidak lagi bergantung pada produk-produk hanya dari Jawa dan import saja, tapi kita jadi semangat dengan produk-produk lokal sehingga Indonesia pun dan timur ini menghadirkan produk-produk yang punya nilai tambah yang lebih bagus dengan science dan teknologi yang lumayan," pungkasnya.