Wabah Corona Mendorong Kondisi Perekonomian Makin Memburuk

Oleh Memed Sosiawan

Ketua DPP Bidang Ekuinteklh DPP PKS

Presiden Joko Widodo pada hari Senin, tanggal 2 Maret 2020, mengumumkan bahwa telah ada 2 pasien positif Virus Corona di Indonesia. Pengumuman tersebut memberikan konfirmasi bahwa Virus Corona telah berjangkit di Indonesia, sejak mewabahnya virus corona di Wuhan China selama bulan februari.

Pada hari ini jumlah pasien positif Virus Corona sudah bertambah menjadi 34 orang. Pada waktu yang akan datang dapat dilihat apakah virus corona ini akan mewabah juga di Indonesia sebagaimana terjadi di China, Korea, Jepang, dan Italia, atau sebaliknya. Mewabahnya Virus Corona di negara-negara tersebut ternyata memberikan dampak ekonomi yang besar, bahkan dampaknya sudah dapat dirasakan di Indonesia sebelum pemerintah mengumumkan bahwa Virus Corona sudah positif diderita oleh warga negara Indonesia.

Sebelum pengumuman Presiden terkait Virus Corona, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa anjlok sekitar 0,3% hingga 0,6% akibat dampak Virus Corona yang juga menggerogoti perekonomian Cina.

Hitungan imbas tersebut dilakukan dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Negeri Panda turun hingga 1% pada tahun ini. "Apabila baseline Indonesia di 5,0% hingga 5,3% maka pertumbuhan ekonomi Indonesia nantinya bisa sekitar 4,7% hingga 5%," ujar Sri Mulyani di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2020.

Setelah pengumuman Presiden terkait Virus Corona, Pengusaha Sandiaga Uno mengatakan bahwa telah dilakukan simulasi dampak virus Corona atau COVID-19 terhadap pertumbuhan ekonomi. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi global akan turun 0,5% - 0,9% dan angka itu akan berdampak simetris terhadap perekonomian Indonesia.

"Jadi kalau kita dengan pertumbuhan 4,9% bisa turun ke antara 4,5% sampai 4,3% tergantung perkembangan dari Corona virus ini, penanganannya seperti apa," kata Sandiaga usai diskusi Corona dan Kondisi Kebutuhan Pokok Kita di The Maj Senayan, Sabtu, 7 Maret 2020. Sedangkan CSIS Amerika dalam rilisnya pada tanggal 10 Maret 2020, menyatakan bahwa the Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memperkirakan perekonomian dunia pada 2020 akan turun 0,5% (dari 2,9% menjadi 2,4%) akibat dampak mewabahnya Virus Corona.

Menurut catatan Bank Dunia, pertumbuhan ekonomi China adalah 6,5% pada tahun 2018, dan 6,2% pada tahun 2019. Pada bulan Januari, sebelum mewabahnya Virus Corona di Wuhan China, Bank Dunia memperkirakan terjadinya penurunan ekonomi di China menjadi 5,9% pada tahun 2020, akibat naiknya tensi eskalasi perang dagang dengan Amerika dan pelemahan perekonomian dunia, termasuk negara berkembang.

Sedangkan IMF memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2020 akan mengalami penurunan lebih lanjut menjadi hanya 5,6% akibat dampak mewabahnya Virus Corona di China. Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi China akan turun dari 6,2% pada tahun 2019 menjadi 5,6% pada tahun 2020. Terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi di China sebesar 0,6%.

Terkait dengan wabah Virus Corona dan pengaruhnya bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ada dua hal yang saling mempengaruhi, yaitu faktor eksternal (terjadinya wabah di China) dan faktor internal (kemungkinan terjadinya wabah di Indonesia serupa dengan yang terjadi di China). Ketika di Indonesia tidak terjadi wabah Virus Corona, terjadinya wabah Virus Corona di China memberi dampak perekonomian di Indonesia, bahwa penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% di China berakibat penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 0,3% sampai 0,6%.

Dengan rata- rata pertumbuhan ekonomi 5% di Indonesia, maka penurunan pertumbuhan ekonomi di China pada 2020 sebesar 0,6% akan berakibat terjadinya penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 0,18% sampai 0,36% (dalam kondisi Indonesia tidak terjadi wabah Virus Corona), sehingga diperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia terkoreksi menjadi 4,64% sampai 4,82%.

Wabah Virus Corona di China dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi pada 2020 sebesar 0,6%. Dalam kasus wabah Virus Corona di Itala, diperkirakan terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% dalam kondisi skenario terbaik, atau dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3% dalam kondisi skenario terburuk.

Dalam kasus wabah Virus Corona di Korea Selatan, diperkirakan dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1%. Di Jepang wabah Virus Corona juga diperkirakan dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi sebesar 1%. Kalau wabah yang sama juga kemudian meningkat eskalasinya dan terjadi di Indonesia, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sudah terkoreksi akibat pengaruh wabah di China, yang berada pada kisaran 4,64% sampai 4,82% akan terkoreksi kembali menurun sekitar 1% menjadi pada kisaran 3,64% sampai 3,82%.

Pemerintah dan seluruh komponen masyarakat harus bekerja keras mencegah agar wabah Virus Corona tidak terjadi di Indonesia sebagaimana di China dan negara lainnya, karena terjadinya wabah ini akan menyebabkan terganggunya rantai pasokan dan permintaan barang/jasa. Sektor pariwisata yang selama ini memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di pusat dan daerah juga akan terpukul, termasuk industri barang/jasa yang terkait dengan pariwisata seperti penerbangan, biro perjalanan, hotel, dan restoran.

Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 3,64% sampai 3,82% akan banyak sekali terjadi pemutusan hubungan kerja, angka pengangguran akan meningkat tajam, demikian pula angka kemiskinan. Sector konsumsi yang selama ini berkontribusi lebih dari 50% PDB akan melemah, daya beli masyarakat semakin merosot. Kondisi pertumbuhan ekonomi tersebut akan menjadi lebih rendah dari kondisi saat terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2009, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,14%.

Sementara kedepan Indonesia harus menghadapi tantangan bonus demografi dan middle income traps yang mensyaratkan terjadinya pertumbuhan ekonomi diatas 7%. Ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar itu apabila sector konsumsi tumbuh diatas 60% dan sector perindustrian bisa tumbuh sebesar 7%.

Dengan pertumbuhan ekonomi dibawah 4% akibat wabah Virus Corona akan menyebabkan generasi baru dari bonus demografi tidak akan mendapatkan cukup lapangan pekerjaan, juga layanan pendidikan dan kesehatan.

Generasi baru akan lahir dengan kualitas pendidikan dan kesehatan rendah, akibatnya Indonesia akan kehilangan satu lapis generasi yang seharusnya dapat memajukan Indonesia pada masa yang akan datang.

Kondisi tersebut akan diikuti dengan merosotnya stabilitas sosial dan keamanan. Selain kondisi diatas, wabah ini juga memukul pasar saham (stock market) dan pasar uang (money market) sebagaimana telah terjadi selama sepekan terakhir, baik di pasar global maupun nasional.