TNI dan Rasa Bangga Rakyat Indonesia

JAKARTA (5/10) – Bagi pelaku sejarah, terutama mereka yang menuntut reformasi 17 tahun lalu, rasanya masih terngiang di telinga teriakkan membahana meminta Dwi Fungsi ABRI dicabut. Dan tuntutan itu merupakan salah satu poin dari enam tuntutan reformasi. Meminta tentara kembali ke barak, dan tak lagi menerima tiket gratis jabatan publik dari walikota hingga anggota DPR. Bagi demonstran, tentara dianggap memiliki andil atas buruknya kondisi politik Indonesia saat itu.

Tahun-tahun berikutnya setelah tuntutan itu dilantangkan, masyarakat melihat kebesaran hati para perwira. Fraksi ABRI dihapus di DPR. Dan tak ada tentara aktif yang menduduki jabatan publik. Mereka surut ke barak, bersikap profesional, dan komitmen menjaga keutuhan NKRI.

Sikap legawa yang luar biasa. Karena pada akhirnya, kini tentara telah menjadi kebanggaan masyarakat. Tak lagi dengan doktrin “Dwi Fungsi ABRI” yang telah dihapus, tapi dengan segudang prestasi mereka dan tetap menjaga kedekatan dengan rakyat melalui berbagai pelayanan. Rasa bangga yang otomatis menumbuhkan rasa aman.

Penuh Pesona dengan Prestasi

Kabar membanggakan yang belum lama beredar adalah TNI berhasil menyapu 32 emas, 15 perak dan 20 perunggu yang disiapkan panitia  Australian Army Skill at Arms Meeting (AASAM) 2015. Mengalahkan para tentara yang berasal dari negara maju. Di perlombaan itu, tuan rumah Australia hanya meraih posisi kedua dengan 6 medali emas, 15 perak dan 20 perunggu. Sementara TNI AD Amerika Serikat memboyong 4 medali emas, 1 perak, dan 2 perunggu. TNI bisa dikatakan menang telak dengan selisih sangat jauh dari negara lain.

Lebih membanggakan lagi, senjata yang digunakan di perlombaan itu diproduksi dari negara sendiri. Para punggawa lomba tembak menggunakan senjata dan amunisi serbu SS-2 V-4, pistol G-2, senapan mesin SM2, dan SM-3 buatan PT Pindad.

Di ajang ini, Indonesia kembali mengukuhkan kemenangan untuk ketujuh kalinya secara berturut-turut sejak 2008 sampai 2014 lalu.

Kemenangan ini membuat tuan rumah keki. Mereka meminta agar senjata buatan Pindad diperiksa. Bahkan beberapa waktu setelah perlombaan digelar, prestasi tentara Indonesia tidak kunjung dimuat di laman resmi AASAM 2015, ataupun laman komunitas ASAM.

Catatan lainnya, Global Firepower (GFP) sebuah situs yang menyediakan analisis kekuatan militer sebagian besar negara di dunia, menempatkan Indonesia menjadi negara dengan militer terkuat ke-12 di dunia. Di negara ASEAN, Indonesia menjadi yang terkuat.

Semua prestasi itu berhasil memikat hati masyarakat Indonesia.

Masih Bersama Rakyat

Doktrin Dwi Fungsi ABRI sejatinya mengantarkan TNI (yang kala itu masih bernama ABRI) menyatu dengan masyarakat di berbagai lapisan. Tak sedikit tentara yang punya prestasi dalam memimpin.

Masyarakat Minang, khususnya yang berada di daerah Pariaman, masih mengidolakan Anas Malik yang pernah memimpin pada periode 1980-1990 yang berhasil memajukan daerahnya. Dulu, Pariaman dikenal dengan sebutan WC terpanjang di dunia. Karena masyarakatnya masih suka membuang hajat di tepi pantai. Tetapi Anas Malik yang sebelum menjadi Bupati Pariaman menjabat sebagai Kepala Penerangan Kodam V Jaya/DKI Jakarta, berhasil mengubah imej tersebut.

Pasca dihapusnya doktrin Dwi Fungsi ABRI, tentara masih terlihat aktif di tengah masyarakat meski bukan menjadi pejabat publik. Mereka turun di tengah bencana memberi pertolongan. Dari bencana tsunami di Aceh, gempa Jogja, hingga di Wasior.

Dan yang paling fenomenal baru-baru ini adalah kerja keras TNI membersihkan sungai Ciliwung. Hasil kerja aparat pun terasa. Netizen membagi foto-foto Sungai Ciliwung yang bersih melalui media sosial. Nama besar TNI semakin harum.

Dua hal tadi membuat TNI semakin dicintai rakyat. Masyarakat antusias hadir ketika tentara mengadakan pameran menjejerkan kendaraan militernya. Bahkan tentara mengajak masyarakat menaiki Tank Leopard bersama-sama – yang pernah disangka akan merusak jalanan di kota besar di Indonesia.

Indikasi kebanggan rakyat kepada tentara adalah saat rasa bangga seorang bapak ketika anaknya mengemukakan cita-citanya ingin menjadi tentara. Dan rasa bangga itu kian bersemi.

Selamat HUT TNI yang ke-70

Penulis: Zico Alviandri

Ilustrasi: TNI mengikuti apel pagi di Markas Komando Korps Pasukan Khas (Mako Korps Paskhas) Lanud Sulaiman Bandung, Jawa Barat, Senin (16/3/2015). Foto - tni.mil.id