Tips Agar Anak Tidak Keranjingan Gim Pokemon Go

Anak-anak kader PKS memanfaatkan waktu luang dengan membaca Al-Qur'an
Anak-anak kader PKS memanfaatkan waktu luang dengan membaca Al-Qur'an

Jakarta (18/7) - Informasi tentang gim Pokemon Go ini mulai ramai di media sosial, sangat mungkin anak-anak yang tiap hari membuka internet melalui laptop/komputer juga penasaran ingin melihat. Maka perlu strategi bagi orangtua agar anak tidak keranjingan gim itu.

Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) PKS Wirianingsih memberikan beberapa tips untuk mengatasi itu.

"Pertama, gim itu berbasis internet dan dioperasikan oleh mobile phone. Maka, sebaiknya anak usia SD tidak diberikan ponsel," kata Wirianingsih di Jakarta, Senin (18/7).

Kedua, kata dia, jika terpaksa karena lihat orangtuanya pegang ponsel, maka kewajiban orangtua untuk mengendalikan penggunaannya. Sampaikan bahwa ponsel baru akan dibelikan jika sudah (minimal) SMA.

"Anak-anak usia SD-SMP jangan diberikan kepercayaan penuh untuk menggunakan HP. Jika mereka pegang HP karena alasan kebutuhan, maka berikan yang sederhana (bukan smartphone)," kata Wiwi, demikian ia akrab disapa.

Dia mengatakan ayah dan ibu sering melakukan interaksi psikologis seperti lebih banyak berkomunikasi langsung, tatap muka, banyak bercerita (ngobrol) bersama anak. Sebab, katanya, pada dasarnya anak lebih suka interaksi langsung dengan ayah dan ibunya.

Diantara tips pengendalian menggunakan ponsel itu, kata dia, adalah dengan membatasi waktu beberapa menit atau berapa jam sehari dan di waktu-waktu yang tepat.

"Ajaklah mereka bicara, minta pandangan mereka tentang hal tersebut. Kemudian ortu menanggapi dan memberikan arahan-arahan positif.
Biasanya anak-anak yang memiliki pengalaman komunikasi yang baik di rumah, akan memiliki kemampuan mengendalikan diri yang baik pula. Anak-anak yang disibukkan dengan kegiatan positif insya Allah tidak akan menghabiskan waktu untuk sesuatu yang tidak berguna," ujar Wiwi.

Ia memberikan saran untuk sekolah, pesantren atau lembaga-lembaga pendidikan formal untuk membantu mengontrol penggunan ponsel anak-anak. Jika mereka bawa ponsel ke sekolah hendaknya diamankan oleh sekolah.

"Setelah usai jam belajar baru diberikan kembali. Ada sekolah-sekolah, pesantren atau boarding school yang melarang anak didik untuk membawa gadget ke arena belajar di sekolah," tutur Wiwi.

Wiwi mengimbau untuk para tokoh masyarakat, mubalighah, para da'i dan lembaga-lembaga keagamaan membantu bangun kesadaran masyarakat tentang bahaya pengaruh perkembangan teknologi informasi dalam hal ini bijak menggunakan internet. (msm)