Sekolah Nelayan PKS Berhasil Panen Udang Vaname

Semarang - Sekolah Nelayan PKS berupa budidaya udang vaname di Pemalang berhasil wujudkan panen setelah usia 105 hari. Sejak penebaran benur dan pemeliharaan oleh tim ahli dan teknisi budidaya akhirnya semua problem bisa diatasi. 

"Sekolah nelayan sebagai pusat pelayanan, pemberdayaan dan advokasi menjadikan PKS hadir memberikan solusi ekonomi ditengah pandemi"kata Riyono Ketua DPP Bidang Tani dan Nelayan DPP PKS 

Tentu tidak mudah dan resiko tinggi, tapi jika berhasil maka keuntungan juga akan tinggi. Tebaran 300.000 benur udang vaname berhasil panen total 4.1 ton dengan harga udang yang menarik. Termurah 30 ribu/kg sampai 105 ribu/kg. 

"Kendala utama budidaya udang vaname mulai faktor lingkungan sampai harga pakan yang terus naik. Setahun bisa 3x naiknya dengan alasan bahan bakunya impor. Inilah beratnya budidaya, pakan merupakan 60% komponen biaya" tambah Riyono yang juga petambak udang vaname. 

Riyono menjelaskan bahwa  pasar ekspor udang vaname ke luar negeri sangat menjanjikan. Hingga saat ini indonesia baru mampu mensuplai kebutuhan ekspor 860 ribu ton, sementara kebutuhan udang vaname di dunia bisa mencapai 13 juta ton sampai 15 juta ton. 

Peluang ini menurut Riyono harus dimanfaatkan para generasi milenial di tengah pandemi covid-19 seperti saat ini, untuk ikut terlibat dalam membudidayakan udang vaname sehingga bisa meningkatkan nilai ekonomi di masyarakat. 

Data KKP saat ini Indonesia termasuk lima besar produsen udang di dunia dengan besaran produksi di bawah 1 juta ton per tahun. Sementara posisi teratas dipegang China disusul Ekuador, Vietnam, dan India. 

" Kalau Indonesia berhasil membangun 100 ribu hektare tambak udang dengan dua siklus panen 40 ton per hektare per tahun, maka dalam satu tahun analisa ekonominya bisa menghasilkan hampir Rp 600 triliun" tutup Riyono.