Riyono: Manfaatkan Potensi Kelautan, Indonesia Mampu Jadi Poros Maritim Dunia

Jakarta -- Ketua bidang Pekerja Petani dan Nelayan DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Riyono ungkapkan potensi Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia dalam agenda FGD "Mengungkap Tabir Masalah Pekerja Migran Sektor kelautan dan Perikanan di Luar Negeri" yang diselenggarakan lewat daring, Jumat (15/05/2020).

"Kalau mau bangkit, geo politik, startegi dan ekonomi ini mampu menghasilkan yang namanya, kit amasih ingat janji politik Pak Jokowi yaitu poros maritim dunia. Walaupun sekarang ini suaranya sudah redup-redup terdengar," ungkap Riyono.

Riyono mengatakan bahwa perlu diketahui bersama, posisi Indonesia ini sangat strategis, yaitu berada di perempatan jalan dunia.

"Indonesi memiliki geo politik di perempatan jalan dunia dan memiliki peran kunci bagi kelancaran jalan laut dunia. Geo politik ini bisa menjadi geo ekonomi apabila kita mampu memaksimalkan kebermanfaatan dan kesejahteraan bagi masyarakat nasional kita, bagi Indonesia," ucapnya optimistis.

Riyono memberikan contoh kecil seperti di Iran yang mampu menjadikan Selat Hormus sebagai senjata geo politiknya, dimana setiap 10 menit terdapat kapal tanker lewat yang 40% dari kapal impor minyak dunia dan 90% dari kapal ekspor negara Arab.

"Kita di Indonesia memiliki 4 selat yang memiliki kesibukan luar biasa dari 9 selat yang ada, yaitu selat Makassar, Selat Sunda, Selat Malaka, dan kemudian Selat Lombok. Yang tiap tahun dilalui hampir 40-60% perdagangan dunia ini melalui perairan kita," terangnya.

Kita mampu menjadikan modal kita untuk ikut memberika kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia, imbuh Riyono. Tapi fakta berbicara lain, kita belum mampu menjadikan 4 selat ini sebagai senjata geo politik Indonesia.

"Kita masih menjadi zona penyangga, buffer zone. Bahkan lebih sedihnya kita hanya sekedar wilayah temput saja, kegiatan yang itu berlawanan secara hukum laut internasional," sesal Riyono.