PKS: Indonesia Butuh 1.8 Juta Ha Lahan Kedelai Jika Ingin Setop Impor

Semarang - Presiden Jokowi bertanya- tanya kenapa pemerintah masih terus impor kedelai, jagung dan daging dalam Rakor pembangunan pertanian nasional 2021. Kemarahan Presiden ini bukan hal baru. Pada 2016 pasca terpilih, Jokowi janji akan swasembada pangan termasuk kedelai. Faktanya swasembada kedelai gagal dan Presiden Jokowi kembali bertanya-tanya.

Riyono menerangkan, konsumsi kedelai rakyat di tahun 2010 sudah kisaran 8.53 kg/kapita/tahun, sampai tahun 2020 konsumsi kedelai bisa lebih dari 10.00 kg/kapita/tahun.

"Kalau Pak Presiden minta cari lahan 1 Juta Ha untuk bisa penuhi kedelai dalam negeri masih kurang banyak pak, Indonesia butuh minimal 1.8 Juta Ha lahan untuk tanam kedelai, kalau yang sekarang eksis memang bisa sampai 600.000 Ha. Apa iya betul betul - betul produktif? Faktanya lahan bertambah tapi produksi terus turun," papar Ketua DPP PKS Bidang Tani dan Nelayan Riyono dalam keterangannya di Semarang, Rabu (13/1/2021).

Riyono menyampaikan, sejak 2008 sampai 2017 produksi kedelai nasional kisaran 1.2 - 1.3 ton/ha dengan kebutuhan 1.9 - 2.5 juta/ton/tahun. Pada tahun 2021 berkisar 320.000 ton atau lebih rendah dibandingkan produksi tahun 2019 yang mencapai 420.000 ton.

"Ada defisit 2.1 juta ton yang harus dipenuhi dari impor, itulah kenapa kita harus terus impor. Anggaran pertanian untuk sektor budidaya masih jauh dari harapan. Kenapa produksi kedelai turun? Ya karena kota belum serius," tambah Riyono.

"Faktualnya kebutuhan kedelai kita sudah jauh dari kapasitas produksi nasional. Penduduk 260 juta dengan pola makan yang rutin tiga kali sehari setidaknya Indonesia butuh 2.5 juta ton kedelai untuk konsumsi hampir 90 persen dan industri hanya 10 persen yang muaranya tetap membutuhkan kedelai,"  tandasnya.