Pipin Sopian Sarankan Presiden dan Jajaran Menteri Kenakan Mobil Esemka

Ketua Departemen Politik DPP PKS, Pipin Sopian
Ketua Departemen Politik DPP PKS, Pipin Sopian

Jakarta (27/08) -- Ketua Departemen Politik DPP PKS, Pipin Sopian menyarankan untuk Presiden Republik Indonesia dan jajaran Menterinya untuk menggunakan Mobil Esemka sebagai mobil dinasnya, Selasa, Jakarta (27/08/2019).

"Rencana pembelian mobil mewah untuk presiden dan para menterinya sebesar Rp. 147 Milyar adalah bentuk pemborosan. Saya menolak rencana pembelian mobil mewah para pejabat negara yang memboroskan APBN, merugikan rakyat," katanya.

Menurut Pipin seharusnya pemerintah dapat lebih berempati dengan kondisi masyarakat saat ini, dana yang dialokasikan untuk membeli mobil dinas Presiden dan Menteri dapat dialokasikan kepada hal lain. Masih menurut Pipin, masih banyak korban bencana alam yang rumahnya belum kembali di bangun, banyak fasilitas umum yang rusak seperti jalan, jembatan dan sekolah masih rusak di daerah-daerah.

"Lebih baik dana beli mobil mewah menteri dialokasikan untuk itu. Kalopun terpaksa harus beli moil baru, jangan mobil mewah karena mahal dan membebani APBN," tutur Pipin.

Pipin mengatakan, pembelian mobil dinas untuk Presiden dan jajaran Menteri juga dapat menjadi ajang untuk mengembangkan mobil nasional, dengan mangganti mobil mewah yang biasa digunakan menjadi mobil nasional.

"Pemerintah kita harus belajar dari kepala negara atau kepala pemerintahan negara lain yang bangga menggunakan mobil buatan negaranya sendiri seperti PM Malaysia, Presiden Korea Selatan, Presiden Tiongkok, PM Jepang. Belilah mobil produk dalam negeri seperti mobil Esemka. Tujuannya untuk mengembangkan mobil nasional dan memenuhi janji kampanye Pilpres 2014. Sebagai tanda presiden konsisten dengan targetnya menguatkan pendidikan vokasi dan membuktikan keberpihakannya pada hasil pendidikan vokasi," lanjutnya.

Jika mobil Esemka belum siap, Pipin menyarankan untuk menggunakan mobil lain yang memiliki harga yang lebih murah, yang sudah teruji bandel, murah, dan hemat BBM sehingga akan menghemat anggaran. Sisa dananya, lanjut Pipin dapat digunakan untuk modal pengembangan mobil nasional.

"Menggunakan mobil sejuta umat tidak akan menurunkan marwah Pemerintahan. Jangan sampai rakyat berpandangan Pemilu lalu bukan mensejahterakan rakyat tapi malah memanjakan para pejabat negara dengan berbagai fasilitas dari anggaran rakyat,"tutupnya.