Peringatan Maulid di PKS, KH. Syukron Ma'mun: Wujudkan Islam Rahmatan lil alamin dari Sosial hingga Politik
Jakarta - Dalam momen Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung di kantor DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kamis (14/11/2024) KH. Syukron Ma'mun memberikan ceramah yang menginspirasi dan mengingatkan para hadirin akan pentingnya mengenang Rasulullah SAW serta pesan-pesan yang diwariskannya.
Dengan semangat dan kebijaksanaan yang mendalam, KH. Syukron Ma'mun menegaskan bahwa Peringatan Maulid bukan sekadar perayaan, melainkan momentum untuk merenungi kehadiran rahmat terbesar bagi umat manusia, yaitu Nabi Muhammad SAW.
"Maulid Nabi adalah momen kita mengingat kembali Rasulullah dan pesan-pesannya. Alhamdulillah malam ini kita bisa menyaksikan dan mengekspresikan kegembiraan atas kehadiran beliau sebagai rahmat yang paling agung," ujar KH. Syukron Ma'mun di hadapan para jamaah.
Ia mengingatkan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia, tanpa memandang perbedaan suku, bangsa, atau latar belakang.
"Rasulullah menyempurnakan risalah agama Islam yang telah dirintis oleh 24 Nabi dan Rasul sebelumnya," ungkapnya.
Dalam penjelasannya, KH. Syukron Ma'mun mengajak umat Islam untuk memahami bahwa ajaran Nabi Muhammad mencakup seluruh aspek kehidupan, mulai dari masalah pribadi, sosial, hingga tatanan masyarakat.
Islam sebagai Rahmatan lil 'Alamin KH. Syukron Ma'mun mengingatkan bahwa Islam membawa ajaran yang rahmatan lil 'alamin atau rahmat bagi seluruh alam.
Hal ini, menurut beliau, harus diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dengan menunjukkan petunjuk dan ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
"Ajaran Islam ada tuntunannya, mulai dari kita membuka mata hingga menutup mata kembali. Islam berbicara tentang kehidupan bermasyarakat, tentang ekonomi, toleransi, dan mengatur keseluruhan kehidupan umat sehari-hari," jelasnya.
Beliau menekankan bahwa Islam bukan hanya sekadar agama ritual, tetapi juga agama yang mengatur hubungan sosial, ekonomi, hingga politik.
"Islam bicara politik. Namun anehnya, masih ada yang menyatakan bahwa Al-Qur'an tidak berbicara soal politik, padahal banyak pejabat menggunakan kalimat baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dari Al-Qur'an itu sendiri, yang merujuk pada negara yang aman, adil, dan makmur," ujar KH. Syukron Ma'mun dengan nada tegas.
Menurut KH. Syukron Ma'mun, mewujudkan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur adalah kewajiban umat Islam.
Beliau mengingatkan bahwa para pendiri bangsa ini memiliki cita-cita untuk menciptakan negara yang berlandaskan keadilan dan kemakmuran sesuai ajaran Islam. Sebagai contoh, ia menyebutkan Piagam Madinah yang disusun oleh Rasulullah SAW sebagai landasan tatanan negara yang berkeadilan dan menghormati perbedaan.
Dalam akhir ceramahnya, KH. Syukron Ma'mun menekankan pentingnya memilih pemimpin yang memiliki sifat shiddiq (jujur), tabligh (menyampaikan), amanah (dapat dipercaya), dan fathanah (cerdas). Menurutnya, kepemimpinan yang kuat dan berlandaskan akhlak mulia adalah kunci dalam mewujudkan kehidupan masyarakat yang harmonis dan sesuai dengan ajaran Islam.
"Contohlah Rasulullah dalam memimpin dan membangun masyarakat. Kita butuh pemimpin yang memiliki sifat-sifat yang diajarkan oleh Rasulullah," tutup KH. Syukron Ma'mun di hadapan jamaah yang mendengarkan dengan penuh perhatian.
Lebih lanjut KH. Syukron Ma'mun mengatakan peringatan Maulid ini tidak hanya menjadi ajang refleksi, tetapi juga menjadi pengingat bahwa umat Islam harus senantiasa meneladani dan menerapkan ajaran Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga keberkahan Islam sebagai rahmatan lil 'alamin benar-benar dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia.