Pemprov Jabar Genjot Targetan Ekonomi Tahun 2016
BANDUNG (24/11) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggenjot target kinerja sektor ekonomi pada tahun 2016.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan sekalipun pencapaian kinerja 2015 belum berakhir dan muncul numerik finalnya, akan tetapi pergerakan yang terus tumbuh sudah terlihat, sehingga targetan tahun depan mayoritas dinaikkan.
Ia mencontohkan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) 2016 diproyeksikan naik menjadi 5,56 - 5,68%, atau tumbuh dari taksasi capaian tahun ini sebesar 5,1 - 5,2%.
"Hal ini didasarkan statistik valid BPS Jabar, yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang merangkak mulai triwulan III 2015 ini. Secara year on year, ekonomi Jabar triwulan III 2015 terhadap triwulan III-2014 tumbuh 5,03%," katanya di Bandung, Selasa (24/11).
Selain itu, ekonomi triwulan III-2015 terhadap triwulan sebelumnya tumbuh 2,05% (quarter-to-quarter). Kemudian, secara cumulative to cumulative, pertumbuhan ekonomi sampai triwulan III 2015 dibandingkan periode yang sama tahun 2014 tumbuh 4,93%.
Produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 392,21 triliun dan PDRB atas dasar harga konstan 2010 Rp 307,37 triliun. Sehingga seluruh indikator makro ini lebih baik dari LPE nasional yang hingga triwulan III 2015 mencapai 4,73%.
"Kami menetapkan target lebih tinggi tahun depan karena LPE Jabar yang sempat turun di awal tahun kini sudah membaik. Pemicunya antara lain belanja ekonomi pemerintah sudah pulih setelah sempat terkendala nomenklatur perubahan struktur kabinet serta kekhawatiran kriminalisasi kebijakan," katanya.
Di sisi lain, kata Aher, secara eksternal, penguatan dollar kini menyentuh titik jenuh karena jika terlalu kuat akan menggerus daya saingnya. Hal ini membuat daya serap tenaga kerja di Amerika melemah, yakni tenaga kerja sektor non pertanian yang semula 200-300 ribu orang/tahun kini hanya 100 ribu orang.
Situasi ini membuat nilai tukar rupiah mulai stabil di Rp 13.500, setelah sempat menembus Rp 14.000. Aher berharap stabilitas nilai tukar dan belanja pemerintah tersebut membuat belanja individu (yang membentuk pembentukan PDRB sebesar 60%) mulai bergerak lagi.
"Pemprov Jabar berkomitmen mulai menggenjot lagi belanja pemerintah dengan merealisasikan aneka megaproyek infrastruktur di Jabar, seperti tol, bandara BIJB, mesjid raya, pembangunan jalan dan venue PON 2016, dan banyak lagi," katanya.
Selain itu, dari sisi konsep kawasan ekonomi, tahun depan akan dirintis pembangunan tiga metropolitan dan tiga pusat pertumbuhan di Jawa Barat, serta dukungan Pembangunan Koridor Jawa Barat Bagian Utara dan Jawa Barat Bagian Selatan.
Guna mencapai targetan 2016, Aher berharap pemerintah pusat meneruskan dan meningkatkan enam paket deregulasi (terutama reevaluasi aset) karena nyata ikut menyumbang perbaikan persepsi pelaku ekonomi indonesia.
Pemprov Jabar juga mendorong seluruh elemen menjaga pertumbuhan positif sektor pertanian. Terutama mulai masuknya musim hujan dan kondisi harga-harga komoditas sektor pertanian yang membaik. Apalagi faktanya, sektor pertanian menjadi salah satu pengungkit LPE nasional triwulan III, sehingga perlu insentif dan kawalan pada ekonomi pertanian.
"Dari sisi output yang riil, kami berharap target pertumbuhan ekonomi 2016 ini terasa dalam penurunan angka kemiskinan dan peningkatan daya beli. Tahun ini, kami harapkan tingkat kemiskinan mencapai 8,9% dari jumlah penduduk di Jawa Barat 46,8 juta, dan tahun depan bisa turun ke kisaran 7,86 - 8,02%," katanya.
Sementara dari sisi daya (purchasing power parity/PPP), tahun 2016 diproyeksikan mencapai Rp 655.000, atau naik terus dari capaian PPP sebelumnya yaitu Rp 650.000 (2015), Rp 644.360 (2014), serta Rp 640.800 (2013). Targetan lain, pungkas Aher, adalah laju pertumbuhan investasi tahun 2016 sebesar 14%, mengikuti raihan 10,91% (2013) dan 10,16% (2014).
Keterangan Foto: Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Sumber: Humas Pemprov Jawa Barat