Mewujudkan Pilkada Damai untuk Kemajuan Demokrasi di Indonesia

Anggota DPR RI Komisi VI Nevi Zuairina.
Anggota DPR RI Komisi VI Nevi Zuairina.

Pilkada serentak yang akan diselenggarakan pada 27 November 2024 adalah momentum penting bagi demokrasi kita. Dalam setiap pemilihan, masyarakat di seluruh pelosok Indonesia diberi kesempatan untuk menentukan pemimpin daerah mereka, yang akan membawa perubahan dan kemajuan selama lima tahun ke depan. Di tengah hiruk-pikuk persiapan politik yang sedang berlangsung, penting bagi kita untuk kembali mengingat esensi dari pemilihan umum, yaitu sebagai wahana rakyat untuk menyalurkan suara mereka dengan damai, adil, dan demokratis.

Sebagai bagian dari proses demokrasi, Pilkada bukanlah sekadar ajang untuk memenangkan kekuasaan, tetapi juga sebuah proses pendidikan politik bagi masyarakat. Dengan Pilkada yang damai, kita dapat menunjukkan bahwa demokrasi di Indonesia semakin matang. Masyarakat diajak untuk berpartisipasi aktif dalam menentukan masa depan daerah mereka tanpa adanya tekanan, intimidasi, atau kekerasan. Oleh karena itu, Pilkada damai menjadi sebuah keharusan yang harus kita wujudkan bersama.

Sumatera Barat, sebagai salah satu provinsi yang akan ikut serta dalam Pilkada serentak ini, memiliki tradisi demokrasi yang kuat. Rakyat Minangkabau terkenal dengan budaya musyawarah dan mufakat dalam mengambil keputusan penting. Nilai-nilai adat ini harus tetap dijaga dan diimplementasikan dalam konteks politik modern. Setiap perbedaan pandangan dalam Pilkada hendaknya tidak dijadikan alasan untuk memecah belah, melainkan menjadi bagian dari dinamika demokrasi yang sehat.

Dalam setiap kontestasi politik, kita seringkali dihadapkan pada berbagai potensi konflik. Salah satunya adalah adanya persaingan yang ketat antara kandidat dan pendukungnya, yang dapat memicu gesekan di masyarakat. Di sinilah pentingnya peran semua pihak, baik dari aparat penegak hukum, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta media massa untuk turut mengawal proses Pilkada agar berlangsung damai. Sikap netral, independen, dan adil dari penyelenggara Pilkada, baik KPU maupun Bawaslu, juga sangat diperlukan untuk memastikan bahwa proses ini berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Sebagai Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Sumatera Barat II, saya senantiasa mendukung terciptanya Pilkada yang damai dan bermartabat. Sebagai bagian dari Komisi VI, yang salah satu tugasnya terkait dengan pengawasan dunia usaha dan koperasi, saya juga melihat pentingnya peran ekonomi dalam mendukung stabilitas sosial dan politik selama masa Pilkada. Perekonomian yang stabil dan inklusif akan menciptakan suasana yang kondusif bagi berlangsungnya Pilkada yang damai. Para pelaku usaha di Sumatera Barat perlu diberikan ruang untuk terus berkontribusi pada pembangunan daerah tanpa terganggu oleh dinamika politik yang memecah belah.

Saya yakin, dengan sinergi yang baik antara pemerintah, aparat keamanan, penyelenggara pemilu, dan masyarakat, kita bisa mencegah terjadinya konflik selama proses Pilkada. Salah satu kunci penting untuk mewujudkan Pilkada damai adalah dengan membangun kesadaran politik di masyarakat. Masyarakat harus diberi pemahaman yang baik tentang pentingnya memilih pemimpin berdasarkan visi, misi, dan program kerja yang ditawarkan, bukan sekadar karena kedekatan personal atau iming-iming materi.

Pendidikan politik yang berkelanjutan perlu digalakkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pilkada dengan cara yang sehat dan bertanggung jawab. Kita juga perlu memastikan bahwa setiap calon pemimpin yang bertarung dalam Pilkada berkompetisi secara sportif, tanpa melakukan praktik-praktik kotor seperti politik uang, fitnah, atau kampanye hitam yang hanya akan merusak tatanan demokrasi. Para calon pemimpin harus mampu memberikan teladan yang baik bagi masyarakat dengan menunjukkan sikap yang santun, berintegritas, dan berkomitmen untuk membangun daerah, bukan hanya demi kepentingan politik sesaat.

Dalam konteks Sumatera Barat, kita memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga Pilkada tetap damai. Sebagai daerah yang terkenal dengan semangat demokrasi yang tinggi, masyarakat Minangkabau perlu terus diajak untuk mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Slogan “Basamo mangko manjadi” yang berarti “Bersama kita bisa” harus kita pegang teguh dalam menghadapi Pilkada ini. Perbedaan pilihan politik jangan sampai merusak persatuan dan kesatuan yang telah terjalin selama ini.

Saya juga mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya generasi muda, untuk aktif terlibat dalam proses Pilkada. Anak-anak muda adalah agen perubahan yang sangat penting dalam pembangunan daerah. Partisipasi mereka dalam politik, baik sebagai pemilih maupun sebagai penyelenggara, akan memberikan warna baru dalam demokrasi kita. Di era digital saat ini, media sosial juga memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi dan membangun opini publik. Namun, kita harus bijak dalam menggunakan media sosial agar tidak menjadi alat untuk menyebarkan hoaks atau ujaran kebencian yang bisa memicu perpecahan.

Sebagai penutup, saya ingin menegaskan bahwa Pilkada damai adalah tanggung jawab kita bersama. Pemilu bukanlah akhir dari segalanya, melainkan awal dari sebuah proses pembangunan yang panjang. Kita semua, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam proses Pilkada, harus menjaga suasana yang kondusif agar hasil yang dicapai benar-benar mencerminkan kehendak rakyat. Mari kita jadikan Pilkada serentak 27 November 2024 sebagai momentum untuk memperkuat demokrasi di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat. Dengan Pilkada yang damai, kita bisa mewujudkan daerah yang lebih maju, adil, dan sejahtera untuk semua.