Mencetak Wirausahawan Digital

Alhamdulillah, Senin (25/7) saya menghadiri acara Digital Enterpreneurship Academy(DEA) di Karawang, Jawa Barat. Kegiatan ini Acara kerjasama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan Komisi I DPR RI. Hadir pula Kepala Pusat Pengembangan Profesi dan Sertifikasi Kementerian Kominfo, Bapak IR. HEDI M. IDRIS M.SC., PH.D. dan Subkordinator Penyelenggaraan Pelatihan Aparatur, Ibu Erni Rachmawati Tholib, S.Pd., MM. 

Peserta yang ikut serta dibatasi sebanyak 100 orang. Datang dari tiga kabupaten yang menjadi Daerah Pemilihan (dapil) saya. Yakni Kabupaten Bekasi, Karawang dan Purwakarta. Terlihat antusias mereka saat mengikuti acara ini. Mereka tiba di lokasi kegiatan sejak pagi. Ada yang naik motor dan kereta api. Padahal jarak yang mereka tempuh cukup jauh. 

Ada pula seorang peserta disabilitas. Namanya Ikbal dari Cikarang, Kabupaten Bekasi. Ketika saya temui, Ikbal tampak ceria dan semangat. Cita-citanya ingin memiliki usaha yang maju dan punya karyawan.

"Saya ingin memiliki karyawan 5 orang," katanya saat saya tanya.

"Mudah-mudahan nanti karyawannya lebih banyak ya dan usahanya maju pesat," ujar saya.

Dunia hari ini memang mengalami perubahan yang sangat cepat. Kita menamakannya Era Digital yang melahirkan banyak fenomena baru yang tak pernah kita temui di masa sebelumnya. Sakit? Bisa berobat secara digital. Lapar? Tinggal pencet tombol HP, dan dalam hitungan menit makanan pun hadir. Ingin jalan-jalan? Cukup pesan hotel via aplikasi. Mau transfer uang? Klik e banking di smartphone dan uang pun terkirim. Dan masih banyak lagi.

Dunia yang menjadi serba digital ini jadi potensi besar bagi mereka yang akan terjun atau bahkan sudah menjadi pengusaha. Karena itu, saya mengajak anak-anak muda agar semakin banyak yang menjadi wirausahawan digital atau digitalpreneur dalam rangka memajukan perekonomian bangsa Indonesia.

Jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat sedikit serta di ASEAN, masih lebih rendah dari negara lain. Wirausahawan Indonesia baru sekitar 3,47 persen dari total penduduk, sedangkan Malaysia dan Thailand masing-masing sekitar 4,74 persen dan 4,26 persen, serta Singapura sebesar 8,76 persen.

Padahal banyak ahli menyimpulkan bahwa untuk menjadi sebuah negara maju, maka rasio wirausahawan berkisar 10-14 persen. Data ini harus membuat kita tergerak untuk menjadi pengusaha. Saat ini, peluang Indonesia untuk bergerak menjadi negara maju yang ditunjukkan dari jumlah entrepreneurnya sangat terbuka lebar.

Peluang yang besar itu antara lain karena Indonesia memiliki populasi yang sangat besar atau sekitar 270 juta jiwa, memiliki bonus demografi sejak 2012 dengan meningkatnya proporsi penduduk usia produktif hingga 68,1 persen dengan klimaksnya pada 2028-2030. Selain itu, teknologi internet yang semakin masif juga dinilai berpotensi besar melahirkan digitalpreneur atau wirausahawan digital.

Insya Allah, kegiatan DEA selama dua hari, yakni 25-26 Juli akan melahirkan calon pengusaha tangguh yang siap menghadapi Era Digital.

Kalau kita ke Masjid Istiqlal

Jangan lupa shalat dua rakaat

Kalau kita oprimalkan era digital

InsyaAllah jadi pribadi manfaat