Kendala Teknis Menghambat Penerapan Kurikulum 2013 di Kalbar
JAKARTA (28/11) - Penerapan Kurikulum 2013 secara subtantif sangat bagus. Kendala justru muncul dari sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti belum tersalurkannya buku pelajaran secara merata hingga ke pelosok daerah, hingga belum siapnya perangkat IT (komputer) sebagai salah satu prasyarat sarana pendukung.
Hal tersebut mengemuka saat Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI berdiskusi dengan Jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Barat, Kamis malam (27/11).
Bertempat di Aula Kantor Gubernur Kalbar, Tim Kunker Spesifik Komisi X DPR RI yang dipimpin Wakil Ketua Komisi X Sohibul Iman diterima langsung oleh Wakil Gubernur Kalbar Cristiandy Sanjaya yang didampingi Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar, Alexius Akim serta beberapa Kepala Sekolah setempat.
"Kami datang untuk mendengar langsung permasalahan yang dihadapi terkait penerapan Kurikulum 2013 terutama di Provinsi Kalbar," ungkap Sohibul dalam sambutannya.
Lebih lanjut, politisi PKS ini juga mengharapkan para pejabat terkait hingga guru-guru dan Kepala Sekolah memberikan informasi apa adanya terkait polemik Kurikulum 2013. Dirinya berjanji akan meneruskan informasi yang dihimpun kepada pemerintah pusat yaitu Menteri Pendidikan.
"Seperti Bapak/Ibu lihat di media massa, hingga kini kami memang belum pernah rapat kerja dengan Menteri Pendidikan, namun demikian data dan informasi yang kami peroleh dari sini akan menjadi bahan penting saat bertemu Pak Menteri," jelas Sohibul.
Di lain pihak, Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya mengharapkan hasil diskusi dengan Komisi X DPR RI bisa membantu mempercepat penyelesaian kendala-kendala terkait penerapan Kurikulum 2013.
Sementara itu, Alexius Akim selaku Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar mengakui secara subtansi Kurikulum 2013 sangat baik dan relatif tidak ada masalah bagi guru-guru di wilayahnya.
"Kendala justru terjadi karena belum tersalurkannya buku pelajaran secara merata ke seluruh Kalbar," ujarnya.
Alexius mengungkapkan bahwa perusahaan pencetak buku mendistribusikan buku-buku tersebut hanya sampai di Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota tidak langsung sampai ke sekolah-sekolah sesuai perjanjian kontraknya.
Tim Kunker Spesifik dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi X DPR Sohibul Iman (F-PKS) didampingi Zulfadhli (F-PG) Ferdiansyah (F-PG), Elion Numberi (F-PG), Sutan Adil Hendra (FP-Gerindra), Jefirstson R Riwu Kore (F-PD), Laila Istiana (F-PAN), Lathifah Shohib (F-PKB), Reni Marlinawati (F-PPP), dan Taufiqulhadi (FP-Nasdem).
Sumber Foto: http://static.republika.co.id
Sumber: http://www.dpr.go.id